PROMOSI NIH....

Anda Tertarik....? MAU PESAN?

Souvenir Wisuda, Tutup tahun Siswa, gift envelope, Sticker,
or clik: http://goligog.wordpress.com/goligog-on-sale/

PEMESANAN:
Kami melayani pembelian dari seluruh wilayah Indonesia baik via telepon maupun email. Bila Anda menemukan kesulitan untuk berbelanja silahkan hubungi kami via telepon di : 0274-9574480 atau email kami di : aangoligog@yahoo.co.id untuk bantuan.

KEJUJURAN ADALAH MODAL UTAMA KAMI

24 September 2008

Kata hikmat anak.

Anak adalah untuk zaman yang akan datang,bukan untuk zaman kita.Salahlah pendidikan orang tua yang hendak memperbuat anaknya seperti mereka juga. ( Hamka).

Peliharalah anak-anakmu dan perbaikilah budi pekerti mereka.Sesungguhnya anak-anak itu adalah hadiah Allah kepadamu. ( maksud hadis ).

Apabila mati seseorang anak Adam, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara,sedekah jariah,ilmu yang diambil orang manfaatnya dan anak yang soleh mendoakannya.
( Maksud hadis ).

Anak yang ditinggalkan ayah jarang yang tidak luka jiwanya sampai besar. (pepatah Melayu).

Sewaktu kecil anak-anak lelaki menjadi perhiasan mata kerana lucunya,kerana dia tupuan harapan,maka setelah dia besar, dia menjadi kebanggaan kerana kejayaan hidupnya. ( Hamka).

Ikhlas dan sejati akan bertemu di dalam senyuman anak kecil,senyum yang sebenarnya senyum,senyum yang tidak disertai apa-apa. ( Hamka ).

Kata hikmat Agama

Tujuan agama yang benar dan ilmu yang benar hanyalah satu iaitu menuju kebenaran yang mutlak.Ilmu untuk mengetahui dan agama untuk merasai.Ilmu untuk bendanya dan agama untuk jiwanya. ( Hamka ).

Perhatian kepada agama pada zaman ini sudah jauh lebih maju daripada yang sudah-sudah.Disamping kejahatan yang bermaharajalela,keinsafan kepada agama sudah mulai tegak.Di mana-mana orang mengadakan pengajian kerena hendak mengetahui ajaran-ajaran agama. ( Hamka).

Agama tidak melarang sesuatu perbuatan kalau perbuatan itu tidak merosak jiwa.Agama tidak menyuruh,kalau suruhan tidak membawa selamat dan bahagia jiwa. ( Hamka).
Maksud agama ialah merentangkan jalan, manakala fikiran ialah membanding dan menimbang. ( Hamka).

Tiga sifat yang ditimbulkan oleh agama, iaitu perasaan malu iaitu enggan mendekati suatu yang tercela.Boleh dipercayai di dalam pergaulan hidup ( amanah), benar dan jujur.
( Hamka ).

Kepercayaan kepada Tuhan itu telah ada dalam lubuk jiwa manusia.Tetapi kepercayaan tentang adanya Allah itu belum menjadi jaminan bahawa orang itu tidak sesat. ( Hamka).

Seseorang mukmin dengan mukmin yang lain laksana rumah batu, yang satu menguatkan yang lain. ( maksud hadis ). Kepercayaan agama menjelaskan bahawa manusia makhluk yang termulia darjatnya di dalam alam.Penganut-penganut tiap-tiap agama mempercayai bahawa penganut agamalah yang paling mulia. ( Hamka ).

Kata hikmat adab

Kecantikan yang abadi terletak pada keelokkan adab dan ketinggian ilmu seseorang, bukan terletak pada wajah dan pakaiannya. (Hamka).

Yang meninggikan darjat seseorang ialah akal dan adabnya, bukan asal keturunannya.
( Aristotle )

Adab dan sopan itu lebih penting daripada makan dan minum.( Aristotle ).

Mahkota adab dan sopan santun lebih tinggi nilainya daripada mahkota yang bertahtakan ratna dan mutu manikam.( Budiman ).

Kata-kata yang lemah dan beradab dapat melembutkan hati dan manusia yang keras. ( (Hamka).

Bertambah kuat kepercayaan kepada agama, bertambah tinggi darjatnya di dalam pergaulan hidup, dan bertambah naik tingkahlaku dan akal budinya. ( Hamka ).

Pergaulan mempengaruhi didikan otak.Oleh itu, untuk kebersihan jiwa hendaklah bergaul dengan oarang-orang beradab dan berbudi mulia yang dapat kita kutip manfaatnya. (Hamka).

Sifat utama pemimpin ialah beradab dan mulia hati. ( Imam Al-Ghazali).

Undang-undang adab dan budi pekerti membentuk kemerdekaan bekerja.Undang-undang akal membentuk kemerdekaan berfikir.Dengan jalan menambah kecerdasan akal,bertambah murnilah kemerdekaan berfikir. ( Hamka).

Di dalam medan hidup,ada beberapa undang-undang yang harus dijaga dan diperhatikan.Ada yang berhubungan dengan kesihatan tubuh,dengan keberesan akal dan yang berhubung dengan kemuliaan adab dan budi. ( Hamka).

Kata Hukama," Hendaklah adab sopan anak-anak itu dibentuk sejak kecil kerana ketika kecil mudah membentuk dan mengasuhnya.Belum dirosakkan oleh adat kebiasaan yang sukar ditinggalkan. ( Hamka ).

Mengikut adab kesopanan,tetamu yang tidak menghormati diri dan tidak menghormati ahli rumah yang ditemui,bukanlah orang yang patut dihormati.( Hamka)

Orang beradab pasti pandai menghormati keyakinan orang lain,walaupun dia sendiri tidak sesuai dengan keyakinan itu. (Hamka). Sesungguhnya orang yang termasuk orang yang baik-baik ialah orang yang paling baik akhlak dan adab sopannya. ( Maksud hadis ).

15 September 2008

Hidup Sederhana

Kiranya, tidak ada seorang pun yang menolak menjadi
jutawan atau miliarder. Ya! Bisa jadi semua orang
ingin menjadi orang kaya. Namun tentu saja, sebagai
seorang Muslim kita tidak boleh memandang kekayaan
sekadar dari banyaknya harta benda. Kita harus mampu
mendayagunakan kemampuan materi kita agar menjadi
berkah. Artinya, bermanfaat di dunia maupun di
akhirat.

Secara sederhana, kekayaan yang berkah itu memiliki
tiga ciri. Pertama, kekayaan tersebut dapat
menyebabkan pemiliknya qana'ah (puas dan merasa
cukup), sehingga dia tidak merasa tersiksa atau
kekurangan. Bahkan dia akan menggunakannya untuk
beramal. Kedua, kekayaan berkah adalah kekayaan yang
dapat membuat batin pemiliknya tenang. Harta melimpah
tidak membuatnya bingung untuk mengelolanya dan tidak
pula menyebabkan rasa waswas untuk kehilangan. Ia
yakin bahwa semua yang dimilikinya adalah amanah dari
Allah SWT dan kapan pun bisa Allah ambil kembali.
Ketiga, pemiliknya menjadi lebih mulia daripada
kekayaan yang dimiliki. Seperti halnya Nabi Sulaiman,
nabi paling kaya, kekayaannya digunakan untuk ibadah
dan maslahat umat. Beliau menganggap, harta bukanlah
segalanya di dunia ini, namun hartanya dapat digunakan
untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Caranya,
harta tersebut dibelanjakan di jalan Allah melalui
zakat, infak, dan sedekah. Sebaliknya, jika
kekayaannya tidak berkah, maka pemiliknya tidak akan
merasa puas, tenteram, dan yang lebih parah lagi, ia
tergolong manusia yang sangat hina.

***

Saudaraku, berbicara mengenai menafkahkan harta,
kiranya patut kita sadari bahwa kita harus
berhati-hati atas kemungkinan berlaku boros. Sebab
Allah SWT dalam Quran Surat Al Israa ayat 26-27 telah
memperingatkan, "Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang
miskin, dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah
kamu menghamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu saudaranya setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhannya." Naudzubillaah.
Perilaku boros adalah salah satu tipu daya setan
terkutuk yang dapat membuat harta yang kita miliki
tidak efektif mengangkat derajat kita. Harta yang
dimiliki justru efektif menjerumuskan, membelenggu,
dan menjebak kita dalam kubangan tipu daya harta,
karena kita salah dalam menyikapinya.

Orang yang dititipi Allah dengan limpahan harta,
kecenderungannya untuk menjadi pecinta harta biasanya
lebih besar. Sifat ini muncul salah satunya karena ada
keinginan untuk tampil lebih "wah", lebih bermerek,
atau lebih keren dari orang lain. Padahal, makin
bermerek barang yang dimiliki justru akan menyiksa
diri.

Sebaliknya, kalau kita terbiasa dengan barang yang
biasa-biasa, dapat dipastikan hidup pun akan lebih
ringan. Mulailah dengan membeli sesuatu hanya karena
perlu dan mampu saja. Sekali lagi, hanya karena perlu!
Misalnya, ketika tersirat ingin membeli motor baru,
tanyakan; perlukah kita membeli motor baru? Sudah
wajibkah kita membelinya? Jika alasannya logis, maka
kalaupun jadi membeli, pilihlah yang skalanya paling
irit, paling hemat, dan paling mudah perawatannya.
Jangan berpikir dulu tentang keren atau mereknya.
Mending keren tapi menderita atau irit tapi lancar?

Tahanlah keinginan untuk berlaku boros dengan sekuat
tenaga, yakinlah makin kita bisa mengendalikan
keinginan kita, Insya Allah kita akan makin
terpelihara dari sikap boros. Sebaliknya, jika tidak
dapat kita kendalikan, maka pastilah kita akan disiksa
oleh barang-barang kita sendiri, yang harus bermerek.
Dan bahkan, bisa juga jadi dicurigai. Karena ada pula
orang yang ketika memakai sesuatu yang bermerek,
justru disangka barang temuan.

Saudara-saudaraku, Allah Maha Menyaksikan. Apa yang
dianjurkan Islam adalah jangan sampai mubazir.
Rasulullah SAW itu kalau makan sampai nasi yang
terakhir juga dimakan, karena siapa tahu disitulah
berkahnya. Kalau kita ke undangan pesta jangan
mengambil makanan berlebihan. Ini sangat tidak islami.


Kita harus bisa mempertanggungjawabkan setiap
perbuatan kita karena tidak ada yang kecil di mata
Allah. Tidak ada pemborosan karena semua dihitung oleh
Allah. Kita tidak bisa terjamin oleh harta, kalau
Allah ingin membuat penyakit seharga dua kali tabungan
kita sangat gampang bagi Allah. Tidak ada yang dapat
menjamin kita kecuali Allah oleh karena itu jangan
merasa aman dengan punya tabungan, tanah, dan warisan.
Dengan gampang Allah dapat mengambil itu semua tanpa
terhalang. Aman itu justru kalau kita bisa dekat
dengan Allah.

Hal lain yang membuat berkah adalah jika kita dapat
mendayagunakan semua barang-barang kita. Bersihkan
rumah kita dari barang-barang yang tidak berguna.
Lebih baik rusak digunakan orang lain daripada rusak
dibiarkan di rumah, itu akan berkah rezekinya.

Coba lihat lemari pakaian kita banyak baju-baju lama,
begitu juga sepatu-sepatu lama kita. Keluarkanlah
barang-barang yang tidak berharga tersebut. Mungkin
bagi orang lain sangat berharga. Di rumah kita tidak
terpakai tetapi jika dipakai orang lain dengan
kelapangannya dan mengeluarkan doa bisa jadi itulah
yang membuat kita terjamin. Kalau kita ikhlas, demi
Allah itu lebih menjamin rezeki kita daripada tidak
terpakai di rumah.

Jika kita jadi pengusaha, kita jadi kaya ketika
karyawannya diperas tenaganya, gajinya hanya pas buat
makan, sedang kita berfoya-foya, demi Allah kita akan
rugi. Pengusaha Islam sejati tidak akan berfoya-foya,
ia akan menikmati karyawannya sejahtera. Sehingga
tidak timbul iri, yang ada adalah cinta. Cinta membuat
kinerja lebih bagus, perusahaan lebih sehat. Dan
itulah namanya keuntungan.

Jadi, mulai sekarang setiap membelanjakan uang harus
menolong orang, membangun ekonomi umat. Jadi setiap
keluar harus multimanfaat bukan hanya dapat barang.
Misalnya, dengan membeli barang di warung kecil di
pinggir gang mungkin uangnya untuk menyekolahkan
anaknya, membeli sajadah, membeli mukena, Subhanallah.

***

Saudaraku, satu hal yang harus kita hindari adalah
merasa kaya dengan apa yang kita miliki dan merasa
cukup dengan karunia Allah. Lalu apa yang harus ada
pada diri kita? Merasa kaya dengan apa yang Allah
jaminkan kepada kita. Mengapa demikian? Karena tidak
sedikit orang yang sebenarnya memiliki pribadi miskin
tetapi merasa kaya dengan tabungan yang dipunyai,
merasa kaya dengan hartanya, atau merasa kaya dengan
rumahnya yang megah.
Ciri-ciri orang yang mempunyai kekayaan dunia tetapi
mempunyai kepribadian miskin adalah selalu mengambil
sesuatu dari sana-sini tanpa peduli halal atau haram
karena merasa miskin. Dia relakan dirinya terhina
dengan mencuri uang orang lain atau mengambil kekayaan
orang lain.

Orang yang kaya itu bukan yang banyak uangnya tetapi
orang yang sedikit kebutuhannya. Ketahuilah orang yang
tidak bersahaja dalam hidupnya akan sangat banyak pula
kebutuhan dan pengeluarannya, akibatnya biaya untuk
sedekah menjadi sedikit, biaya untuk menabung menjadi
terbatas. Yang dia lakukan terus-menerus memuaskan
dirinya dengan mengganti perhiasan, mengganti mobil,
ataupun mengganti sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.
Sebenarnya tidak dilarang untuk menggganti rumah, tapi
yang kita butuhkan adalah orang yang punya harta yang
berlebih untuk bisa dinafkahkan kepada saudara yang
membutuhkan.

Hidup sederhana itu berarti menafkahkan harta dengan
tidak berlebihan untuk memuaskan nafsunya dan juga
tidak kikir dalam berbuat kebaikan. Pola hidup
sederhana memberikan dua keuntungan. Pertama, tidak
diperbudak oleh keinginan pamer. Sedangkan untuk pamer
itu akan membuat kita tersiksa. Bukankah ingin dilihat
orang lain itu membuat diri kita tersiksa? Bukannya
tidak boleh memiliki barang yang bagus, tapi apalah
artinya bagus tapi memperbudak diri kita. Kedua,
meminimalisasi pengeluaran. Makin mahal suatu barang,
maka biaya perawatannya pun akan semakin mahal pula.
Tapi kalau kita bersahaja Insya Allah biaya akan bisa
ditekan. Selain itu kalau kita biasa bersahaja kita
tidak akan membuat orang lain iri atau kotor hati.
Apalagi kalau dia bersahaja dan mampu menahan dirinya
untuk tidak pamer.

Saudara-saudaraku, seberapa besar pun biaya hidup akan
berdampak positif kalau kita bisa mengemasnya dengan
baik. Barang yang ada di rumah harus ada nilai
tambahnya, bukan biaya tambah. Setiap blender harus
ada nilai produktifnya, misalnya untuk membuat jus
kemudian dijual, pasti berkah. Bukannya membuat biaya
tambah karena harus diurus, dirawat, dan membutuhkan
pengamanan. Barang yang seperti ini tidak boleh ada di
rumah kita.
Rezeki kita pasti ada, tinggal kita kreatif saja.
Tidak perlu panik, Allah Maha Kaya. Wallahu a'lam.

(Republika Online)

Si Sopak, Si Botak Dan Si Buta (syukur nikmat)

Pada suatu hari Allah memerintahkan malaikat bertemu dengan tiga orang Bani Israil. Ketiga-tiga mereka cacat; seorang botak, seorang sopak dan seorang lagi buta.

Malaikat yang menyamar seperti manusia itu bertanya si-sopak "Jika Allah hendak kurniakan sesuatu untuk kamu, apakah yang kamu mahu?" Si-sopak menjawab, "Saya mahu kulit saya sembuh seperti biasa dan diberi kekayaan yang banyak." Dengan takdir Allah, kulitnya kembali sembuh dan dikurniakan rezeki yang banyak.

Kemudian malaikat bertanya si-botak soalan yang sama. Si-botak menjawab, "Saya mahu kepala saya berambut semula supaya kelihatan kacak dan diberikan harta yang banyak." Tiba-tiba, dengan kurnia Allah si-botak itu kembali berambut dan diberikan harta yang banyak.

Selepas itu malaikat bertanya si-buta pertanyaan yang sama. Si-buta menjawab, "Saya hendak mata saya dicelikkan semula dan diberikan harta yang banyak." Dengan takdir Allah, mata si-buta menjadi celik dan dikurniakan kekayaan yang melimpah.

Selang beberapa bulan, Allah memerintahkan semula malaikat untuk berjumpa dengan ketiga-tiga orang cacat itu. Kali ini malaikat menyamar sebagai peminta sedekah. Dia berjumpa dengan orang pertama yang dulunya sopak dan meminta sedikit wang. 'Si-sopak' itu tidak menghulurkan sebarang bantuan malah mengherdik malaikat. Malaikat berkata, "Saya rasa saya kenal kamu. Dulu kamu sopak..dan miskin. Allah telah menolong kamu." Si-sopak tidak mengaku. Dengan kuasa Allah, si-sopak yang sombong itu bertukar menjadi sopak semula dan bertukar menjadi miskin.

Kemudian malaikat berjumpa dengan si-botak yang telah menjadi kaya dan berambut lebat. Apabila malaikat meminta bantuan, si-botak juga enggan membantu, malahan dia tidak mengaku bahawa dia dulu botak. Oleh sebab sombong dan tidak sedar diri, Allah menjadikan kepalanya botak semula dan bertukar menjadi miskin.

Malaikat berjumpa dengan orang buta yang telah diberikan penglihatan. Apabila malaikat meminta bantuan, si-buta memberikan keseluruhan hartanya dan berkata, "Ini semua harta pemberiaan Allah. Ambillah kesemuanya. Mata saya yang kembali celik ini adalah lebih berharga daripada kesemua harta ini." Malaikat tidak mengambil pemberian itu. Dia memberitahu bahawa dia adalah malaikat yang pernah datang dulu. Kedatangannya kali ini ialah untuk menguji siapa di antara mereka bertiga yang bersyukur.

Si-buta yang bersyukur itu terus dapat menikmati kekayaan dan penglihatannya. Manakala si-sopak dan si-botak kekal dengan keadaannya yang asal.

Moral & Iktibar
Allah mengurniakan kesenangan dan keselesaan adalah sebagai ujian untuk melihat siapakah di antara mereka yang bersyukur.
Manusia yang bersyukur Allah akan tambah kurniaan sebaliknya manusia yang kufur akan diazab oleh Allah.
Manusia seringkali lupa daratan apabila diberikan kemewahan dan kesenangan.
Sangat sedikit hamba Allah yang bersyukur.
Siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, dia tidak akan bersyukur kepada Allah.
Allah memberi kurnia kepada sesiapa yang dikehendakiNya dan menarik nikmat daripada siapa sahaja yang dikehendakiNya.
Sifat syukur adalah satu sifat yang terpuji, sebaliknya kufur (kufur nikmat) adalah sifat yang dicela oleh Allah.

Semerbak Iman Masyita (penjaga tauhid)

Bercakap fasal iman, saban tahun kita mendengar peristiwa 'israk dan mikraj' khususnya tentang kehebatan iman Masyita, tukang sisir rambut anak Firaun. Firaun menjadi sombong dan angkuh kerana kebesaran empayarnya dan kehebatan pengaruhnya di kalangan rakyat Mesir. Dia mengaku sebagai tuhan yang agung dan memusuhi sesiapa saja yang bertuhankan selain dirinya. Malahan dia akan membunuh mereka yang tidak mengaku Firaun sebagai tuhan.

Masyita walaupun bekerja di istana Firaun, namun di dalam hati kecilnya tetap bertuhankan Allah yang Maha Berkuasa dan Dialah juga yang menjadikan segala makhluk di muka bumi ini termasuk Firaun yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Kepercayaan ini dirahsiakannya supaya tidak diketahui oleh Firaun dan sekutunya.

Pada suatu hari, sedang dia menyisir rambut anak Firaun, sikat di tangannya terjatuh. Masyita terlatah dan berkata "Mampus Firaun! " Apabila anak Firaun mendengar kata-kata penghinaan terhadap bapanya, dia berkata, "Kenapa kau berkata begitu terhadap bapaku? Adakah tuhan lain selain bapaku?"

"Memang benar! Tuhanku dan tuhan bapamu ialah Allah." Mendengar kata-kata itu, anak Firaun menjadi marah. "Baik kamu bertaubat, kalau tidak aku akan beritahu bapaku." Masyita bertegas dan mengatakan, "Pergilah kau beritahu bapa kau. Aku tetap dengan pendirianku bahawa tuhan yang sebenarnya ialah Allah."

Sebaik saja Firaun diberitahu oleh anaknya tentang Masyita, dia menjadi murka dan memanggil Masyita. Dia bertanya sama ada benar apa yang dikatakan oleh anaknya itu. Masyita tetap mengatakan Tuhannya ialah Allah. Firaun mengugut untuk membunuh Masyita dan keluarganya sekiranya dia tidak mengubah pendiriannya.

Keesokannya keluarga Masyita dibawa ke satu tempat lapang, berhadapan dengan sebuah kawah besar yang berisi dengan minyak yang sangat panas. Firaun hendak memasukkan kesemua keluarga Masyita termasuk anaknya yang masih kecil ke dalam minyak panas sekiranya Masyita tidak mengaku Firaun sebagai tuhan. Keimanan Masyita tidak luntur meskipun berhadapan dengan ancaman maut.

Melihatkan iman Masyita yang tidak berganjak, Firaun menyuruh askarnya mencampakkan keluarga Masyita seorang demi seorang ke dalam kawah yang besar itu. Apabila sampai giliran anaknya yang kecil, perasaan Masyita menjadi belas dan sebak. Hati siapa tidak sedih melihatkan anak yang disayangi akan dilontar ke dalam kawah yang membuak-buak dengan minyak panas. Masyita meminta supaya dia dicampakkan dulu sebagai ganti kepada anaknya. Tiba-tiba dengan kuasa Tuhan, anaknya yang kecil itu membuka mulut dan berkata, "Ibu, jangan bersedih. Teruskan! Biarkan saya dicampak ke dalam kawah itu." Masyita dan orang-orang di sekeliling terperanjat melihat seorang bayi boleh berkata-kata.

Mendengar kata-kata anaknya itu, Masyita menjadi semakin yakin dan tabah. Dia menghulurkan anaknya untuk dicampakkan ke dalam kawah. Tanpa belas kesihan askar Firaun terus melontarkan anak Masyita ke dalam minyak panas. Selepas itu barulah Masyita dibawa ke tepi kawah yang panas itu lalu dicampakkan ke dalamnya.

Demikianlah hebatnya Masyita mempertahankan kebenaran aqidah sehingga dia dan keluarganya terkorban dibunuh oleh Firaun. Keberanian seorang wanita memperjuangkan kebenaran dan keimanan ini dirakam dan diingati setiap tahun oleh seluruh manusia. Dalam peristiwa Israk Mikraj, Nabi sampai di satu tempat yang sangat harum. Malaikat Jibril menerangkan bahawa tempat itu ialah tempat bersemadinya Masyita dan keluarganya.

Awas! Mana-mana pemimpin yang bongkak dan mengaku kehebatannya sebagai pemimpin, takbur, sombong dan berlagak sebagai superman yang kuku besi, nyatalah ciri-ciri Firaun yang terkutuk itu sudah diwarisinya. Nauzubillah!

Moral & Iktibar
Orang yang mengorbankan jiwa dan raganya demi menegakkan kebenaran diberikan kedudukan yang tinggi di sisi Allah.
Bukan lelaki saja yang mempunyai semangat yang kental dan tinggi dalam memperjuangkan kebenaran. Golongan wanita yang dianggap kaum yang lemah juga mempunyai keberanian dengan izin Allah
Allah menetapkan hati hamba yang mencari keredhaanNya sehingga seorang bayi mampu bercakap dalam usia yang paling muda. Anak Masyita adalah salah seorang bayi yang boleh bercakap semasa kecil lagi. Contoh lain ialah anak Siti Mariam yang menafikan ibunya melahirkan anak haram.
Orang yang Allah tidak kehendaki keimanannya dibiarkan mereka hidup dalam kezaliman sehingga menyangka keburukan sebagai kebaikan dan kebaikan pula dipandang sebagai kejahatan.
Manusia jangan menyangka mereka mudah saja dibalas dengan syurga selagi tidak diduga dengan pelbagai musibah dan kesusahan.
Dunia adalah tempat bersusah-payah, manakala akhirat ialah tempat kesenangan abadi.
Prinsip dan pegangan hidup orang tua-tua, "Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian" seharusnya dijadikan pedoman hidup bagi kita.
Manusia yang senang kehidupannya tanpa diduga oleh Allah belum lagi diiktiraf keselamatannya di akhirat
Kesenangan di dunia belum boleh dijadikan bukti sebagai tanda Allah menyayangi mereka. Begitu juga kesusahan di dunia bukan menjadi bukti bahawa Allah membenci mereka.
Kesenangan di dunia bukan menjadi kayu pengukur kepada kesenangan di akhirat. Kesusahan di dunia pula bukan menjadi kayu pengukur kepada kesusahan di akhirat.


Semerbak Iman Masyita (penjaga tauhid)

Bercakap fasal iman, saban tahun kita mendengar peristiwa 'israk dan mikraj' khususnya tentang kehebatan iman Masyita, tukang sisir rambut anak Firaun. Firaun menjadi sombong dan angkuh kerana kebesaran empayarnya dan kehebatan pengaruhnya di kalangan rakyat Mesir. Dia mengaku sebagai tuhan yang agung dan memusuhi sesiapa saja yang bertuhankan selain dirinya. Malahan dia akan membunuh mereka yang tidak mengaku Firaun sebagai tuhan.

Masyita walaupun bekerja di istana Firaun, namun di dalam hati kecilnya tetap bertuhankan Allah yang Maha Berkuasa dan Dialah juga yang menjadikan segala makhluk di muka bumi ini termasuk Firaun yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Kepercayaan ini dirahsiakannya supaya tidak diketahui oleh Firaun dan sekutunya.

Pada suatu hari, sedang dia menyisir rambut anak Firaun, sikat di tangannya terjatuh. Masyita terlatah dan berkata "Mampus Firaun! " Apabila anak Firaun mendengar kata-kata penghinaan terhadap bapanya, dia berkata, "Kenapa kau berkata begitu terhadap bapaku? Adakah tuhan lain selain bapaku?"

"Memang benar! Tuhanku dan tuhan bapamu ialah Allah." Mendengar kata-kata itu, anak Firaun menjadi marah. "Baik kamu bertaubat, kalau tidak aku akan beritahu bapaku." Masyita bertegas dan mengatakan, "Pergilah kau beritahu bapa kau. Aku tetap dengan pendirianku bahawa tuhan yang sebenarnya ialah Allah."

Sebaik saja Firaun diberitahu oleh anaknya tentang Masyita, dia menjadi murka dan memanggil Masyita. Dia bertanya sama ada benar apa yang dikatakan oleh anaknya itu. Masyita tetap mengatakan Tuhannya ialah Allah. Firaun mengugut untuk membunuh Masyita dan keluarganya sekiranya dia tidak mengubah pendiriannya.

Keesokannya keluarga Masyita dibawa ke satu tempat lapang, berhadapan dengan sebuah kawah besar yang berisi dengan minyak yang sangat panas. Firaun hendak memasukkan kesemua keluarga Masyita termasuk anaknya yang masih kecil ke dalam minyak panas sekiranya Masyita tidak mengaku Firaun sebagai tuhan. Keimanan Masyita tidak luntur meskipun berhadapan dengan ancaman maut.

Melihatkan iman Masyita yang tidak berganjak, Firaun menyuruh askarnya mencampakkan keluarga Masyita seorang demi seorang ke dalam kawah yang besar itu. Apabila sampai giliran anaknya yang kecil, perasaan Masyita menjadi belas dan sebak. Hati siapa tidak sedih melihatkan anak yang disayangi akan dilontar ke dalam kawah yang membuak-buak dengan minyak panas. Masyita meminta supaya dia dicampakkan dulu sebagai ganti kepada anaknya. Tiba-tiba dengan kuasa Tuhan, anaknya yang kecil itu membuka mulut dan berkata, "Ibu, jangan bersedih. Teruskan! Biarkan saya dicampak ke dalam kawah itu." Masyita dan orang-orang di sekeliling terperanjat melihat seorang bayi boleh berkata-kata.

Mendengar kata-kata anaknya itu, Masyita menjadi semakin yakin dan tabah. Dia menghulurkan anaknya untuk dicampakkan ke dalam kawah. Tanpa belas kesihan askar Firaun terus melontarkan anak Masyita ke dalam minyak panas. Selepas itu barulah Masyita dibawa ke tepi kawah yang panas itu lalu dicampakkan ke dalamnya.

Demikianlah hebatnya Masyita mempertahankan kebenaran aqidah sehingga dia dan keluarganya terkorban dibunuh oleh Firaun. Keberanian seorang wanita memperjuangkan kebenaran dan keimanan ini dirakam dan diingati setiap tahun oleh seluruh manusia. Dalam peristiwa Israk Mikraj, Nabi sampai di satu tempat yang sangat harum. Malaikat Jibril menerangkan bahawa tempat itu ialah tempat bersemadinya Masyita dan keluarganya.

Awas! Mana-mana pemimpin yang bongkak dan mengaku kehebatannya sebagai pemimpin, takbur, sombong dan berlagak sebagai superman yang kuku besi, nyatalah ciri-ciri Firaun yang terkutuk itu sudah diwarisinya. Nauzubillah!

Moral & Iktibar
Orang yang mengorbankan jiwa dan raganya demi menegakkan kebenaran diberikan kedudukan yang tinggi di sisi Allah.
Bukan lelaki saja yang mempunyai semangat yang kental dan tinggi dalam memperjuangkan kebenaran. Golongan wanita yang dianggap kaum yang lemah juga mempunyai keberanian dengan izin Allah
Allah menetapkan hati hamba yang mencari keredhaanNya sehingga seorang bayi mampu bercakap dalam usia yang paling muda. Anak Masyita adalah salah seorang bayi yang boleh bercakap semasa kecil lagi. Contoh lain ialah anak Siti Mariam yang menafikan ibunya melahirkan anak haram.
Orang yang Allah tidak kehendaki keimanannya dibiarkan mereka hidup dalam kezaliman sehingga menyangka keburukan sebagai kebaikan dan kebaikan pula dipandang sebagai kejahatan.
Manusia jangan menyangka mereka mudah saja dibalas dengan syurga selagi tidak diduga dengan pelbagai musibah dan kesusahan.
Dunia adalah tempat bersusah-payah, manakala akhirat ialah tempat kesenangan abadi.
Prinsip dan pegangan hidup orang tua-tua, "Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian" seharusnya dijadikan pedoman hidup bagi kita.
Manusia yang senang kehidupannya tanpa diduga oleh Allah belum lagi diiktiraf keselamatannya di akhirat
Kesenangan di dunia belum boleh dijadikan bukti sebagai tanda Allah menyayangi mereka. Begitu juga kesusahan di dunia bukan menjadi bukti bahawa Allah membenci mereka.
Kesenangan di dunia bukan menjadi kayu pengukur kepada kesenangan di akhirat. Kesusahan di dunia pula bukan menjadi kayu pengukur kepada kesusahan di akhirat.


Berkat Kejujuran

Syeikh Abdul Kadir semasa berusia 18 tahun meminta izin ibunya merantau ke Baghdad untuk menuntut ilmu agama. Ibunya tidak menghalang cita-cita murni Abdul Kadir meskipun keberatan melepaskan anaknya berjalan sendirian beratus-ratus batu. Sebelum pergi ibunya berpesan supaya jangan berkata bohong dalam apa jua keadaan. Ibunya membekalkan wang 40 dirham dan dijahit di dalam pakaian Abdul Kadir. Selepas itu ibunya melepaskan Abdul kadir pergi bersama-sama satu rombongan yang kebetulan hendak menuju ke Baghdad.

Dalam perjalanan, mereka telah diserang oleh 60 orang penyamun. Habis harta kafilah dirampas tetapi penyamun tidak mengusik Abdul Kadir kerana menyangka dia tidak mempunyai apa-apa. Salah seorang perompak bertanya Abdul Kadir apa yang dia ada. Abdul Kadir menerangkan dia ada wang 40 dirham di dalam pakaiannya. Penyamun itu hairan dan melaporkan kepada ketuanya. Pakaian Abdul Kadir dipotong dan didapati ada wang sebagaimana yang diberitahu.

Ketua penyamun bertanya kenapa Abdul Kadir berkata benar walaupun diketahui wangnya akan dirampas? Abdul Kadir menerangkan yang dia telah berjanji kepada ibunya supaya tidak bercakap bohong walau apa pun yang berlaku. Apabila mendengar dia bercakap begitu, ketua penyamun menangis dan menginsafi kesalahannya. Sedangkan Abdul Kadir yang kecil tidak mengingkari kata-kata ibunya betapa dia yang telah melanggar perintah Allah sepanjang hidupnya. Ketua penyamun bersumpah tidak akan merompak lagi. Dia bertaubat di hadapan Abdul Kadir diikuti oleh pengikut-pengikutnya.

Moral & Iktibar
Ilmu Agama perlu dituntut meskipun terpaksa berjalan jauh.
Kata-kata ibu menjadi pendorong dan perangsang dalam hidup.
Berkata benar adalah satu kekuatan yang boleh memberi keinsafan kepada orang lain.
Niat yang baik dan ikhlas mendapat keberkatan daripada Allah.

Khalifah Umar Al-Khatab Dengan Nenek Tua (rendah hati)

Pada suatu hari Khalifah Umar Al-Khatab baru saja pulang dari melawat negeri Syria. Seperti biasa Saiyidina Umar akan berjalan-jalan dan meninjau sekitar kawasan untuk melihat keadaan rakyat jelata untuk mengetahui sendiri akan penderitaan mereka. Pada kali ini Saiyidina Umar menuju ke sebuah pondok buruk yang didiami oleh seorang nenek tua.
Saiyidina Umar pergi ke rumah nenek tersebut dengan menyamar sebagai orang biasa. Sudah menjadi kebiasaan kepada Khalifah Umar menyamar menjadi orang awam kerana beliau ingin melihat sendiri akan penderitaan yang di alami oleh rakyatnya dan ingin mendapat maklumat atau pandangan rakyat terhadapnya. Apabila tiba di rumah nenek tersebut Khalifah memberi salam dan berkata. "Adakah nenek mendengar apa-apa berita tentang Umar?". jawab nenek tua itu "Khabarnya Umar baru sahaja pulang dari Syria dengan selamat". Kata khalifah lagi "Bagaimana pendapat nenek tentang khalifah kita itu". Jawab nenek "Semoga Allah tidak memberi ganjaran baik kepadanya". Umar bertanya lagi " Mengapa nenek berkata begitu?".

Jawab nenek "Ia sangat jauh dari rakyatnya. Semenjak menjadi khalifah dia belum pernah menjenguk pondok aku ini apatah lagi memberi wang". Jawab Umar "Bagaimana mungkin dia dapat mengetahui keadaan nenek sedangkan tempat ini jauh terpencil" Nenek mengeluh dan berkata "Subhanallah! tidak mungkin seorang khalifah tidak mengetahui akan keadaan rakyatnya walau dimana mereka berada".

Mendengar kata-kata tadi Khalifah Umar tersentak lalu berkata didalam hatinya "Celakalah aku kerana semua orang dan nenek ini pun mengetahui perihal diriku". Saiyidina Umar menyesal sambil menitiskan air mata. Saiyidina Umar berkata lagi "Wahai nenek, berapakah kamu hendak menjual kezaliman Umar terhadap nenek?. Saya kasihan kalau Umar mati nanti akan masuk neraka. Itu pun kalau nenek mahu menjualnya". Kata nenek "Jangan engkau berguaru dengan aku yang sudah tua ini".

Sambung Umar lagi "Saya tidak bergurau, saya betul-betul ini, berapakah nenek akan menjualnya. Saya akan menebus dosanya, mahukah nenek menerima wang sebayak 25 dinar sebagai harga kezalimanya terhadap nenek" sambil menyerahkan wang tersebut kepada nenek. "Terima kasih nak, baik benar budi mu" kata nenek sambil mengambil wang tersebut.

Sementara itu Saiyidina Ali Abu Talib bersama Abdullah bin Mas'ud lalu di kawasan itu. Melihat Khalifah Umar berada disitu, mereka pun memberi salam. "Assalamualaikum ya Amirul Mukminin". mendengar ucapan tersebut, tahulah nenek bahawa tetamu yang bercakap denganya sebentar tadi adalah Khalifah Umar Al-Khatab. Dengan perasaan takut dan gementar nenek berkata "Masya Allah, celakalah aku dan ampunlah nenek diatas kelancangan nenek tadi ya Amirul Mukminin. Nenek telah memaki Khalifah Umar dihadapan tuan sendiri". Rantapan nenek telah menyedarkan Saiyidina Umar.

"Tak mengapakah nek, mudah-mudah Allah memberi restu kepada nenek" kata Saiyidina Umar. Ketika itu juga Khalifah Umar telah membuka bajunya dan menulis keterangan berikut diatas bajunya.

"Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan ini Umar telah menebus dosanya atas kezalimannya terhadap seorang nenek yang merasa dirinya dizalimi oleh Umar, semenjak menjadi khalifah sehingga ditebusnya dosa itu dengan 25 dinar. Dengan ini jika perempuan itu mendakwa Umar di hari Mahsyar, maka Umar sudah bebas dan tidak bersangkut paut lagi".

Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Saiyidina Ali bin Abu Talib dan di saksikan oleh Abdullah bin Mas'ud. Baju tersebut diserahkan kepada Abdullah bin Mas'ud seraya berkata "Simpahlah baju ini dan jika aku mati masukkan kedalam kain kafanku untuk dibawa mengadap Allah s.w.t.".

Malaikat di rumahmu

Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Dia bertanya kepada Tuhan : "Para malaikat disini mengatakan bahawa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah"?

Dan Tuhan menjawab, "Saya telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu."

"Tapi disini, di dalam syurga, apa yang pernah saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia."

"Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih berbahagia."

"Dan bagaimana saya boleh mengerti saat orang-orang bercakap kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka ?"

"Malaikatmu akan bercakap kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar; dan dengan penuh kesabaran dan perhatian, dia akan mengajarkan bagaimana cara kamu bercakap."

"Dan apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu ?"

"Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa."

"Saya mendengar bahawa di Bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya ?"

"Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal tersebut mungkin dapat mengancam jiwanya."

"Tapi, saya pasti akan merasa sedih kerana tidak melihatMu lagi."

"Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu boleh kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sisimu."

Saat itu Syurga begitu tenangnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar, dan sang anak bertanya perlahan, "Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bolehkah Kamu memberitahuku nama malaikat tersebut ?

"Kamu akan memanggil malaikatmu, Ibu."

Ingatlah selalu kasih sayang ibu, berdoalah untuknya dan cintailah dia sepanjang masa.

Kisah Tsabit Disuruh Kahwin Kerana Sebiji Apel

Seorang lelaki yang soleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat Sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa berfikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lazat itu, akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahawa buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin pemiliknya.

Maka ia segera pergi kedalam kebun buah-buahan itu hendak menemui pemiliknya agar meninta dihalalkan buah yang telah dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja dia berkata, "Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang ditugaskan menjaga dan mengurus kebunnya".

Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah ku makan ini." Pengurus kebun itu memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalan sehari semalam".

Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orang tua itu, "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku kerana tanpa izin pemiliknya. Bukankah Rasulullah s.a.w. sudah memperingatkan kita melalui sabdanya: "Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka"

Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba di sana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata," Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Kerana itu mahukah tuan menghalalkan apa yang sudah ku makan itu?"

Lelaki tua yang ada dihadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak boleh menghalalkannya kecuali dengan satu syarat." Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu kerana takut ia tidak dapat memenuhinya. Maka segera ia bertanya, "Apa syarat itu tuan?" Orang itu menjawab, "Engkau harus mengawini putriku !"

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, "Apakah kerana hanya aku makan setengah buah apelmu yang keluar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu?"

Tetapi pemilik kebun itu tidak mempedulikan pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang yang lumpuh!"

Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berfikir dalam hatinya, apakah perempuan seperti itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak boleh menghalalkan apa yang telah kau makan !"

Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan perkahwinanya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul 'alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya kerana aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta'ala".

Maka pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkahwinan selesai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui isterinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berfikir akan tetap mengucapkan salam walaupun isterinya tuli dan bisu, kerana bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, "Assalamu"alaikum..."

Tak disangka sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi jadi isterinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu , dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut kerana wanita yang kini menjadi isterinya itu menyambut uluran tangannya.

Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. "Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada dihadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahawa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula", Kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berfikir, mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan yang sebenarnya ?

Setelah Tsabit duduk di samping isterinya, dia bertanya, "Ayahmu mengatakan kepadaku bahawa engkau buta. Mengapa?" Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku benar, kerana aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah". Tsabit bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahawa engkau tuli, mengapa?" Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, kerana aku tidak pernah mahu mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah.

Ayahku juga mengatakan kepadamu bahawa aku bisu dan lumpuh, bukan?" Tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan isterinya. Selanjutnya wanita itu berkata, "aku dikatakan bisu kerana dalam banyak hal aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh kerana kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang boleh menimbulkan kegusaran Allah Ta'ala".

Tsabit amat bahagia mendapatkan isteri yang ternyata amat soleh dan wanita yang memelihara dirinya. Dengan bangga ia berkata tentang isterinya, "Ketika kulihat wajahnya... Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap".

Tsabit dan isterinya yang salihah dan cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikurniakan seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh penjuru dunia, Beliau adalah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.


12 September 2008

Permohonan si Miskin dan si Kaya

Nabi Musa AS memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya danjuga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS, "Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, "saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, "wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.

Terperangkap Di Dalam Gua(balasan Kebaikan(doa))

Pada zaman dulu, 3 orang pemuda dalam satu perjalanan berehat di dalam sebuah gua untuk berteduh dari hujan lebat. Tiba-tiba pintu gua tertutup oleh satu batu yang besar. Mereka cuba menolak batu itu tetapi tidak berjaya.

Mereka berusaha pelbagai cara untuk keluar tapi kesemuanya gagal. Akhirnya tiada jalan lain kecuali bermohon dan mengadu kepada Allah. Mereka tahu hanya Allah yang dapat melepaskan mereka. Keputusan diambil supaya tiap-tiap orang mengadu atau bertawassul dengan amal kebajikan yang mereka buat.

Pemuda pertama berdoa: "Ya Allah, saya pernah berbuat amal soleh terhadap kedua ibubapa saya. Suatu hari saya balik dari kerja dan berasa tersangat lapar. Saya sangka ibu saya sudah masak nasi tapi rupanya belum kerana kehabisan beras. Saya terus keluar untuk beli beras. Apabila pulang, saya lihat ibu saya tertidur. Saya tidak berani mengejutkannya walaupun saya tersangat lapar sehinggalah dia tersedar sendiri. Ya Allah, jika ini merupakan amal kebajikan yang ikhlas terhadap ibuku dan mendapat keredhaanMu, tolonglah kami untuk keluar dari sini."

Tiba-tiba pintu itu terbuka sedikit dengan kurnia Allah, namun mereka masih belum boleh keluar.

Giliran pemuda kedua berdoa: "Ya Allah, saya juga mempunyai amal soleh. Saya mempunyai gedung perusahaan dan mempunyai ramai pekerja. Setiap pekerja dibayar gaji tepat pada waktunya. Pada satu ketika seorang pekerja tidak datang mengambil gaji bulanannya sehingga beberapa bulan. Wang gajinya saya gunakan untuk membeli barang-barang perniagaan sehingga saya untung 10 kali ganda wang asalnya. Beberapa bulan kemudian, pekerja itu datang kembali lalu saya serahkan kesemua hartanya termasuk keuntungan yang saya niagakan. Ya Allah, sekiranya ini merupakan amal yang mendapat keredhaanMu, tolonglah kami dalam kesusahan ini!"

Sebaik saja habis merayu, tiba-tiba pintu itu bergerak sedikit tetapi masih belum boleh keluar.

Akhirnya sampai giliran pemuda ketiga: "Ya Allah, aku sebenarnya tidak mempunyai suatu amalan yang dianggap penting. Sepanjang ingatanku, hanya sekali aku berbuat baik kerana malu kepada Engkau ya Allah. Aku ditugaskan membahagi-bahagikan makanan kepada orang-orang miskin. Semasa bekerja aku terlihat seorang gadis cantik yang juga meminta bahagiannya. Setelah semua orang pulang, aku pun memanggil gadis itu dan menyatakan niat jahatku kepadanya. Gadis itu menangis seraya berkata dia rela mati kelaparan daripada melakukan dosa perbuatan terkutuk itu. Aku menjadi serba salah dan datang penyesalan yang tidak terhingga. Aku malu dan insaf atas kesalahanku. Ya Allah, sekiranya penyesalan dan taubat ini Kau terima, tolonglah kami dari kesusahan ini."

Tiba-tiba pintu gua itu terbuka luas dan mereka pun keluar dengan selamat.


Moral & Iktibar
Allah memberikan bantuan kepada mereka yang benar-benar berdoa dengan penuh keikhlasan kepadaNya.
Dalam kesempitan, kita dibolehkan bertawassul dengan amal kebajikan yang kita lakukan.
Bertawassul juga merupakan salah satu ciri dalam Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan eloklah bermuafakat terlebih dahulu sebab muafakat itu membawa berkat
Berbakti kepada ibubapa adalah satu amalan soleh
Berlaku jujur dalam perniagaan juga amalan soleh
Mengelak dari melakukan perzinaan adalah amalan soleh

Raja Yang Rela Menjadi Tukang Kebun

Ibrahim bin Adham adalah seorang raja yang sangat besar kekuasaannya. Oleh kerana kehidupan yang mewah dan serba cukup tidak membawa ketenangan kepada jiwanya, baginda akhirnya memilih untuk hidup sebagai rakyat biasa dengan mengambil upah sebagai tukang kebun.

Kebun yang dijaga oleh baginda itu ada banyak pokok-pokok delima. Ia menjaga kebun itu dengan patuh dan rajin. Suatu hari datanglah tuan kebun itu dan meminta Ibrahim membawakan sebiji delima yang masak lagi manis kepadanya. Ibrahim pun segera ke pokok-pokok delima untuk mencari buah delima yang paling masak.

Apabila tuannya merasa delima tersebut, air mukanya berubah. Kemudian berkata: "Wahai Ibrahim tolong bawakan kepada aku sebiji delima yang lebih manis." Sekali lagi Ibrahim pergi mencari buah delima yang lain tanpa mengetahiu mengapa tuannya itu menyuruh dia membawakan sebiji lagi. Setelah buah yang diberikan kepada tuannya itu dimakan, dengan sepontan buah itu dibuang oleh tuannya itu.

Oleh kerana terlalu marah sebab buah yang dimakannya itu masih masam, ia pun berkata dengan suara yang keras: "Wahai Ibrahim! Hairan sekali aku melihat engkau. Sudah begini lama engkau menjaga kebunku, tidakkah engkau tahu yang masam dan manis?" Lalu jawab Ibrahim dengan suara yang lemah dan sopan: "Tuan, bukankah saya ini diamanahkan untuk menjaga kebun supaya sentiasa subur dengan buah-buahan, tetapi tuan tidak memberi keizinan kepada saya merasa buahnya." Betapa terkejutnya tuannya itu apabila mendengar jawapan tersebut. Tidak terduga sama sekali akan besarnya sifat amanah yang ada pada tukang kebunnya itu.

BALASAN MENINGGALKAN SOLAT

Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah S.A.W sedang duduk bersama para sahabat, kemudian datang pemuda Arab masuk ke dalam masjid dengan menangis.
Apabila Rasulullah S..A.W melihat pemuda itu menangis maka baginda pun berkata, "Wahai orang muda kenapa kamu menangis?"
Maka berkata orang muda itu, "Ya Rasulullah S.A.W, ayah saya telah meninggal dunia dan tidak ada kain kafan dan tidak ada orang yang hendak memandikannya."
Lalu Rasulullah S.A.W memerintahkan Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. ikut orang muda itu untuk melihat masalahnya. Setelah mengikut orang itu, maka Abu Bakar r.a dan Umar r.s. mendapati ayah orang mudah itu telah bertukar rupa menjadi babi hitam, maka mereka pun kembali dan memberitahu kepada Rasulullah S.A.W, "Ya Rasulullah S.A.W, kami lihat mayat ayah orang ini bertukar menjadi babi hutan yang hitam."

Kemudian Rasulullah S.A.W dan para sahabat pun pergi ke rumah orang muda dan baginda pun berdoa kepada Allah S.W.T, kemudian mayat itu pun bertukar kepada bentuk manusia semula. Lalu Rasulullah S.A.W dan para sahabat menyembahyangkan mayat tersebut.
Apabila mayat itu hendak dikebumikan, maka sekali lagi mayat itu berubah menjadi seperti babi hutan yang hitam, maka Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada pemuda itu, "Wahai orang muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?"

Berkata orang muda itu, "Sebenarnya ayahku ini tidak mahu mengerjakan solat." Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda, "Wahai para sahabatku, lihatlah keadaan orang yang meninggalkan sembahyang. Di hari kiamat nanti akan dibangkitkan oleh Allah S.W.T seperti babi hutan yang hitam."
Di zaman Abu Bakar r.a ada seorang lelaki yang meninggal dunia dan sewaktu mereka menyembahyanginya tiba-tiba kain kafan itu bergerak. Apabila mereka membuka kain kafan itu mereka melihat ada seekor ular sedang membelit leher mayat tersebut serta memakan daging dan menghisap darah mayat. Lalu mereka cuba membunuh ular itu.

Apabila mereka cuba untuk membunuh ular itu, maka berkata ular tersebut, "Laa ilaaha illallahu Muhammadu Rasulullah, menagapakah kamu semua hendak membunuh aku? Aku tidak berdosa dan aku tidak bersalah. Allah S.W.T yang memerintahkan kepadaku supaya menyeksanya sehingga sampai hari kiamat."
Lalu para sahabat bertanya, "Apakah kesalahan yang telah dilakukan oleh mayat ini?"
Berkata ular, "Dia telah melakukan tiga kesalahan, di antaranya :"
1. Apabila dia mendengar azan, dia tidak mahu datang untuk sembahyang berjamaah.
2. Dia tidak mahu keluarkan zakat hartanya.
3. Dia tidak mahu mendengar nasihat para ulama.
Maka inilah balasannya.

LUQMAN AL-HAKIM DENGAN TELATAH MANUSIA

Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, 'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki."
Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di passar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang adab anak itu."

Sebaik saja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu."
Oleh kerana tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai."
Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, iaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."

PAHALA MEMBANTU TETANGGA DAN ANAK YATIM

Pada suatu masa ketika Abdullah bin Mubarak berhaji, tertidur di Masjidil Haram. Dia telah bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit lalu yang satu berkata kepada yang lain, "Berapa banyak orang-orang yang berhaji pada tahun ini?"
Jawab yang lain, "Enam ratus ribu."
Lalu ia bertanya lagi, "Berapa banyak yang diterima ?"
Jawabnya, "Tidak seorang pun yang diterima, hanya ada seorang tukang sepatu dari Damsyik bernama Muwaffaq, dia tidak dapat berhaji, tetapi diterima hajinya sehingga semua yang haji pada tahun itu diterima dengan berkat hajinya Muwaffaq."

Ketika Abdullah bin Mubarak mendengar percakapannya itu, maka terbangunlah ia dari tidurnya, dan langsung berangkat ke Damsyik mencari orang yang bernama Muwaffaq itu sehingga ia sampailah ke rumahnya. Dan ketika diketuknya pintunya, keluarlah seorang lelaki dan segera ia bertanya namanya.
Jawab orang itu, "Muwaffaq."
Lalu abdullah bin Mubarak bertanya padanya, "Kebaikan apakah yang telah engkau lakukan sehingga mencapai darjat yang sedemikian itu?"
Jawab Muwaffaq, "Tadinya aku ingin berhaji tetapi tidak dapat kerana keadaanku, tetapi mendadak aku mendapat wang tiga ratus diirham dari pekerjaanku membuat dan menampal sepatu, lalau aku berniat haji pada tahun ini sedang isteriku pula hamil, maka suatu hari dia tercium bau makanan dari rumah jiranku dan ingin makanan itu, maka aku pergi ke rumah jiranku dan menyampaikan tujuan sebenarku kepada wanita jiranku itu.

Jawab jiranku, "Aku terpaksa membuka rahsiaku, sebenarnya anak-anak yatimku sudah tiga hari tanpa makanan, kerana itu aku keluar mencari makanan untuk mereka. Tiba-tiba bertemulah aku dengan bangkai himar di suatu tempat, lalu aku potong sebahagiannya dan bawa pulang untuk masak, maka makanan ini halal bagi kami dan haram untuk makanan kamu."
Ketika aku mendegar jawapan itu, aku segera kembali ke rumah dan mengambil wang tiga ratus dirham dan keserahkan kepada jiranku tadi seraya menyuruhnya membelanjakan wang itu untuk keperluan anak-anak yatim yang ada dalam jagaannya itu.

"Sebenarnya hajiku adalah di depan pintu rumahku." Kata Muwaffaq lagi.
Demikianlah cerita yang sangat berkesan bahwa membantu jiran tetangga yang dalam kelaparan amat besar pahalanya apalagi di dalamnya terdapat anak-anak yatim.
Rasulullah ada ditanya, "Ya Rasullah tunjukkan padaku amal perbuatan yang bila kuamalkan akan masuk syurga."
Jawab Rasulullah, "Jadilah kamu orang yang baik."
Orang itu bertanya lagi, "Ya Rasulullah, bagaimanakah akan aku ketahui bahwa aku telah berbuat baik?"

Jawab Rasulullah, "Tanyakan pada tetanggamu, maka bila mereka berkata engkau baik maka engkau benar-benar baik dan bila mereka berkata engkau jahat, maka engkau sebenarnya jahat."

HIKMAH BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Selain seorang nabi, Sulaiman a.s. juga seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu.
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. DI sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.

Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu heran, "Kubah apakah gerangan ini?" fikirnya. Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya.
"Sipakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?" tanya Nabi Sulaiman keheranan.
"Aku adalah manusia", jawab pemuda itu perlahan.
"Bagaimana engkau boleh memperolehi karomah semacam ini?" tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi karomah dari Allah boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.

Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya. Salah satu doanya itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit.
"Setelah ibuku wafat aku berkeliling di atas pantai. Dalam perjalanan aku melihat sebuah terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya." Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman yang dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu.
"Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?" tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut.
"Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah."
"Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?"
"Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya yang aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu."

"Bagaimana engkau mengetahui perbedaan siang dan malam?" tanya Nabi Sulaiman a.s yang merasa semakin heran.
"Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam." Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah keromah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

ANAK YANG MEMBANGKANG

Ketika Rasulullah S.A.W memanggil kaum Muslimin yang mampu berperang untuk terjun ke gelanggang perang Badar, terjadi dialog menarik antara Saad bin Khaitsamah dengan ayahnya yakni Khaitsamah. Dalam masa-masa itu panggilan seperti itu tidak terlalu mengherankan. Kaum Muslimin sudah tidak merasa asing bila dipanggil untuk membela agama Allah dan jihad fisabilillah. Sebab itu Khaitsamah berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, aku akan keluar untuk berperang dan kau tinggal di rumah menjaga wanita dan anak-anak."

"Wahai ayahku, demi Allah janganlah berbuat seperti itu, kerana keinginanku untuk memerangi mereka lebih besar daripada keinginanmu. Engkau telah berkepentingan untuk tinggal di rumah, maka izinkanlah aku keluar dan tinggallah engkau di sini, wahai ayahku."
Khaitsamah marah dan berkata kepada anaknya, "Kau membangkang dan tidak mentaati perintahku."
Saad menjawab, "Allah mewajibkan aku berjihad dan Rasulullah memanggilku untuk berangkat berperang. Sedangkan engkau meminta sesuatu yang lain padaku, sehingga bagaimana engkau rela melihat aku taat padamu tetapi aku menentang Allah dan Rasulullah."

Maka Khaitsamah berkata, "Wahai anakku, apabila ada antara kita harus ada yang berangkat satu orang baik kau mahupun aku, maka dahulukan aku untuk berangkat."
Saad menjawab, " Demi Allah wahai ayahku, kalau bukan masalah syurga, maka aku akan mendahulukanmu."
Khaitsamah tidak rela kecuali melalui undian antara dia dan anaknya sehingga terasa lebih adil. Hasil undian menunjukkan bahwa Saadlah yang harus turun ke medan perang. Dia pun turun ke medan Badar dan mati syahid.

Setelah itu Khaitsamah berangkat menuju medan pertempuran. Tetapi Rasulullah tidak mengizinkannya. Hanya saja Rasulullah akhirnya mengizinkannya setelah Khaitsamah berkata sambil menangis, " Wahai Rasulullah, aku sekali terjun dalam perang Badar. Lantaran inginnya aku harus mengadakan undian dengan anakku. Tetapi itu dimenangkannya sehingga dia yang mendapat mati syahid. Kelmarin aku bermimpi di mana di dalamnya anakku itu berkata kepadaku, "Engkau harus menemani kami di syurga, dan aku telah menerima janji Allah. Wahai Rasulullah, demi Allah aku rindu untuk menemaninya di syurga. Usiaku telah lanjut dan aku ingin berjumpa dengan Tuhanku."

Setelah diizinkan Rasulullah, Khaitsamah bertempur hingga mati syahid dan berjumpa dengan anaknya di syurga.

KISAH BERKAT MEMBACA BISMILLAH

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mahu mengerjakan kewajipan agama dan tidak mahu berbuat kebaikan.
Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan sesuatu sentiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan sentiasa memperolok-olokkan isterinya.
Suaminya berkata sambil mengejak, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah."

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."
Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan wang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpan duit ini." Isterinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang selamat, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan senyap-senyap suaminya itu mengambil duit tersebut dan mencampakkan beg duit ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku wang yang aku berikan kepada engkau dahulu untuk disimpan."
Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan duit itu dia membuka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan beg duit dan menyerahkan duit itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia berasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mula mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak memulakan sesuatu kerja.

KISAH QARUN

Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir'aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.

Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil.Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutmakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.

Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"

Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata, "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh…."

Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.

Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)."

PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN

Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah al-`Ankabut, dan satu kali dalam surah al-Mu'min.Penyebutan dalam surah al-`Ankabut pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu Qarun,Fir'aun, dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.

"Dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (al-`Ankabut: 39-40)

Penyebutan dalam surah al-Mu'min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya."Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, `(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.'" (al-Mu'min:23-24)

09 September 2008

Buku gratis Diknas

Situs untuk download buku gratis Diknas,
Bisa dikopi gratis, dan boleh dijual, ada iklannya di TV.
klik: http://bse.invir.com