PROMOSI NIH....

Anda Tertarik....? MAU PESAN?

Souvenir Wisuda, Tutup tahun Siswa, gift envelope, Sticker,
or clik: http://goligog.wordpress.com/goligog-on-sale/

PEMESANAN:
Kami melayani pembelian dari seluruh wilayah Indonesia baik via telepon maupun email. Bila Anda menemukan kesulitan untuk berbelanja silahkan hubungi kami via telepon di : 0274-9574480 atau email kami di : aangoligog@yahoo.co.id untuk bantuan.

KEJUJURAN ADALAH MODAL UTAMA KAMI

06 Maret 2009

Info Seputar Kakbah

Drs. H. Abd. Salam, S.H., M.Hum

Selama kurang lebih 375 tahun sejakmengalami renovasi total pada 1040 H(Sultan Murad Al-Utsmani), Kakbah dihadapkan pada berbagai iklim dan cuaca. Pada tahun 1417 H, Raja Fadh ibn Abdul Aziz memerintahkan untuk merenovasinya kembali secara total, meliputi: penguatan pondasi, pembetulan kran dan saluran-saluran air, memplitur dinding luar, menambal lubang-lubang, dan mengganti atap. Perusahaan Bin Laden yang mendapat tender menangani semua pekerjaan tersebut.

Hajar Aswad
Hajar Aswad ialah batu yang tertanam di pojok selatan Kakbah pada ketinggian kurang lebih 1,10 meter dari tanah, panjang 25 cm dan lebarnya sekitar 17 cm. Awalnya merupakan satu bongkah batu saja, tetapi sekarang berkeping-keping menjadi delapan gugus batu kecil-kecil karena pernah pecah. Hal ini terjadi pada zaman Qaramithah, yaitu sekte dari Syi’ah Islailiyyah Al-Bathiniyyah dari pengikut Abu Thahir Al-Qaramithah, yang mencabut Hajar Aswad dan membawanya ke Isha’ pada tahun 319 H, tetapi kemudian dikembalikan lagi pada 339 H. Gugusan yang terbesar seukuran satu buah kurma dan tertanam di batu besar lain yang dikelilingi oleh ikatan perak. Inilah batu yang kita dianjurkan untuk mencium dan menyalaminya, bukan batu di sekitarnya.

Lingkaran Perak
Adalah Abdullah ibn Zubair yang pertama kali membuat sabuk lingkaran Hajar Aswad dengan perak. Kemudian, diikuti oleh penerus-penerusnya dengan cara memperbaruinya jika dipandang perlu. Misalnya, seperti yang terjadi pada bulan Sya’ban 1375 H (1955 M), Raja Sa’ud ibn Abdul Aziz melapisinya dengan perak baru. Renovasi secara menyeluruh baru pada masa Raja Fadh ibn Abdul Aziz pada 1422 H.

Multazam
Multazam terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Kakbah. Jaraknya sekitar 2 meter. Ditambahkan oleh Ibn Abbas, bahwa Multazam ialah antara rukun (Hajar Aswad) dan pintu (Kakbah). Demikian pula penegasan Mujtahid, yaitu “Bahwa antara rukun (Hajar) dan pintu (Kakbah) ialah multazam.” Berdoa di multazam sebagai suatu yang disyariatkan dan diyakini oleh umat Islam sebagai tempat mustajab. Demikian juga, riwayat Abdullah ibn Umar, setelah beliau thawaf lalu shalat dan mencium Hajar Aswad, kemudian di antara Hajar Aswad dan pintu Kakbah menempelkan dada, kedua tangan dan pipinya, sambil berkata: “Seperti inilah aku melihat Rasulullah melakukannya.”

Hijir Ismail (Al-Hatim)
Hijir Ismail yaitu bangunan terbuka yang membentuk setengah lingkaran, berada pada sisi utara Kakbah. Pada mulanya, Hijir Ismail membentuk lingkaran utuh. Akan tetapi, pada saat renovasi zaman Quraisy, separoh lingkarannya terpotong. Atas dasar ini, Hijir Ismail juga dinamakan “Al-Hatim” (yang terpotong).

Atap dan Talang Air
Talang air terletak di atas Kakbah, tepat di atas Hijir Ismail. Talang ini dibuat untuk memperlancar peredaran air ketika proses pencucian maupun ketika hujan. Kaum Quraisy yang pertama kali membuatnya, bersama dengan dibangunnya atap Kakbah, karena masa sebelumnya tidak beratap.Permukaan atap Kakbah dilapisi dengan marmer putih dan dikelilingi pagar tembok yang menyatu dengan dinding Kakbah setinggi 80 cm. Di atas pagar itu ditancapkan kayu-kayu kokoh untuk mengaitkan tali kiswah. Di permukaan atap terdapat pintu berukurang 1,27 X 1,04 cm. Tutupnya terbuat dari baja. Para petugas naik ke pintu melalui tangga-tangga guna memudahkan mereka dalam pencucian dan pembersihan Kakbah serta mengganti kiswah.Talang air dibuat mengitari atap menempel pada pangkal dinding pagar. Pada tahun 1273 H, talang tersebut diperbarui kembali oleh Sultan Abdul Majid Khan Al-Utsmani. Pada tahun 1417 H diperbarui oleh Raja Fadh ibn Abdul Aziz dengan ukuran yang tetap sesuai aslinya. Sementara, di bagian atasnya ditanam paku-paku kecil agar burung-burung tidak dapat hinggap di atasnya. Talang ini dilapisi dengan emas sehingga sering disebut “talang emas.”

Bagian dalam Kakbah
Dalam Kakbah terdapat tiga tiang utama terbuat dari kayu berdiameter 44 cm dengan jarak 2,35 meter berfungsi menyangga atap. Dari arah lurus pintu masuk terdapat mihrab. Tempat ini dibangun karena di situlah Nabi pernah melaksanakan shalat di dalam Kakbah. Di sebelah kanan Kakbah terdapat tangga menuju atap. Tangga tersebut mempunyai pintu berkunci. Pintu menuju tangga ini dikenal dengan “pintu taubat” (bab at-taubah) diselimuti dengan kiswah dan dinding-dinding di dalamnya dilapisi batu pualam dari marmer berwarna dihiasi kaligrafi. Atap Kakbah beserta sisi-sisi dindingnya juga ditutupi dengan kiswah dari sutra hijau bertuliskan kalimat tauhid, kemudian surat Ali Imran 96, Al-Baqarah 144, lalu disambung dengan kalimah-kalimah “Ya Hannan,” “Ya Mannan,” dan “Ya Dzal Jalali wal Ikram.”

Pintu Kakbah
Ketika pertama kali dibangun kembali oleh Ibrahim, Kakbah memiliki dua pintu yang menyentuh tanah, berupa lubang yang tidak ada tutupnya, sebagai tempat keluar masuk. Pintu timur digunakan untuk masuk dan pintu barat untuk keluar. Pada masa Raja As’ad Tubba III, seorang raja dari Yaman, dibuatkan daun pintu yang dapat dibuka dan ditutup. Ketika kaum Quraisy merenovasi kembali, mereka menutup pintu barat, sedangkan pintu timur ditinggikan dari permukaan dan daun pintunya dibuat dua.Perbaikan kedua pintu Kakbah tidak pernah berhenti sepanjang masa sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan. Pada tahun 1398, raja Khalid bin Abdul Aziz pernah mengeluarkan instruksi untuk memperbarui pintu Kakbah. Perbaikan tersebut menelan biaya SR 13.420.000,- tidak termasuk lempengan plat terbuat dari emas murni seberat 280 kg. Proyek ini selesai tahun 1399 H. Struktur kerangka kedua pintu tersebut dibuat dari tumpuan kayu setebal 10 cm, plat emas dihiasi dengan kaligrafi dan ornamen Islam. Pembuatan keduanya memakan waktu setahun penuh (Qishash At-Tawsi’ah Al-Kubra h. 61).

Kunci dan Gembok Kakbah
Pada mulanya, kunci Ka’bah dipegang sendiri oleh Nabi Ismail, kemudian diwariskan kepada putranya, Tsabit, dan diteruskan kepada anak-anaknya. Lalu diberikan lagi kepada jurhum, paman-pamannya dari garis ibu, sebelum akhirnya sampai kepada Khuza’ah hingga sampai Qushai ibn Kilab, kakek Nabi saw.Setelah pembebasan kota Makkah (8 H), Nabi saw meminta kunci dari Utsman ibn Thalhah untuk membuka Kakbah, lalu beliau masuk ke dalamnya dan tidak lama kemudian keluar. Ketika keluar, Nabi saw bersabda, “Ingatlah, sesungguhnya setiap darah, harta, dan perbuatan sewenang-wenang seperti pada masa jahiliyah adalah di bawah tanganku untuk mengurusnya, kecuali pekerjaan memberi minum orang-orang yang sedang haji dan menjaga Kakbah. Sesungguhnya, aku menetapkan keduanya untuk dikembalikan kepada yang berhak sebagaimana berlaku pada masa jahiliyah.” Nabi saw lalu memanggil Ustman ibn Thalhah dan me-ngembalikan kunci kepadanya, “Ambillah ini wahai Bani Thalhah untuk selamanya, sehingga tidak ada yang merebutnya kecuali orang yang dlalim.”Setelah Utsman ibn Thalhah meninggal dunia, kunci tersebut diberikan kepada anak pamannya, Syaibah. Dari sinilah kemudian kunci Kakbah diwariskan secara turun-temurun.Panjang kunci gembok mencapai 40 cm. Gemboknya mengalami pergantian dua kali, yaitu pada tahun 1309 H dan 1399 H, mengikuti panjang gembok lama, yaitu 34 cm, dengan lebar pada setiap sisinya 6 cm. Pada setiap sisinya tertempel lempengan tembaga kuning berukuran 8 x 3 cm. Di atasnya tertulis “Shuni’a fi ‘ahd Khalid ibn Abdul Aziz Ali Su’ud sanah 1399 H”. anak kuncinya senantiasa disimpan dalam tas dari sutra yang dihiasi dengan emas murni. Dibuat oleh pabrik kiswah setiap tahunnya. Di atasnya tertulis surat An-Nisaa’: 58.

Tentang Kiswah Kakbah
Berdasarkan catatan sejarah, yang pertama kali memberi kiswah terhadap Kakbah adalah Nabi Ismail. Tetapi, terdapat pendapat jika yang memberi kiswah kepada Kakbah adalah As’ad Al-Humairi, penguasa negeri Yaman. Namun yang jelas, Nabi saw pernah memerintahkan untuk memberi kiswah kepada Kakbah sehingga kemudian diteruskan oleh para khalifah.Pasca kekuasaan dinasti Abbasiyah, kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman. Pada masa dinasti Usmani, raja Shalih Ismail Qalawun membuka tiga perkampungan baru khusus untuk keperluan pembuatan kiswah. Pada tahun 947 H, oleh pangeran Salim Khan Al-Utsmani, perkampungan tersebut diperluas menjadi tujuh perkampungan baru untuk maksud yang sama. Kemudian, Muhammad Ali Pasya membuka Kantor Pemerintah Khusus Urusan Kiswah. Demikianlah, setiap tahunnya, selama berabad-abad, Mesir membuat dan mengirim kiswah ke Makkah. Tetapi, karena faktor politik, pada tahun 1343 H (1924 M), pengiriman kiswah dari Mesir terhenti.Pada tahun 1392 H, raja Fadh ibn Abdul Aziz meletakkan batu pertama pabrik pembuat kiswah baru di Makkah. Pembangunannya selesai dan diresmikan pada tahun 1397 H. Di bawah koordinasi Departemen Urusah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, pabrik seluas 100.000 m2 ini menampung kurang lebih 250 pekerja.Kiswah terdiri dari lima potong kain. Empat potong untuk membungkus sisi-sisi Ka’bah sesuai dengan ukuran masing-masing sisi, sedang sepotong untuk menutup pintu. Bahan kiswah dari sutra murni diberi warna hitam, di sekelilingnya dirajut membentuk angka V, pada sepertiga bagian atas terdapat sabuk sepanjang 45 m dan lebar 90 cm. Sabuk kiswah ini dihiasi dengan ayat-ayat Al-Qur’an bercorak khat tsulusi, bersulam timbul dari benang perak yang disepuh dengan emas, terdiri dari 16 bagian dengan empat bagian pada setiap sisi Kakbah. Di sekelilingnya diberi ornamen-ornamen Islam.

04 Maret 2009

Sejarah Pembangunan Kakbah (1)

Drs. H. Abd. Salam, S.H., M.Hum

Kakbah sebagai kiblat umat Islam sepanjang masa memiliki autentisitas dan validitas sejarah tertua di muka bumi. Ia merupakan situs sejarah yang berkaitan dengan agama tertua sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, banyak ahli sejarah berusaha mengungkap fakta tersebut dengan berbagai metode penelitian dan penulisan sejarah yang standar akurasinya cukup tinggi.

Nama Kakbah
Selain sebutan Kakbah itu sendiri, Al-Qur’an menyebutnya dalam berbagai nama, di antaranya: Al-Bait, Baitullah, Al-Bait Al-Haram, Al-Bait Al-‘Atiq, dan Qiblat. Secara berurutan, nama-nama untuk Kakbah tersebut dapat dibaca dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah: 97, Ali Imran: 96, Al-Baqarah: 125: Al-Hajj: 29, 33, dan Al-Baqarah: 144.1. Kakbah.
Dinamakan Kakbah,
1.karena beberapa sebab: bentuknya yang persegi empat di mana pada umumnya orang-orang Arab menyebut setiap rumah berbentuk persegi empat dengan “Kakbah”; karena ketinggiannya dari tanah; karena bangunannya terpisah dari bangunan-bangunan lain.
2. Al-Bait atau Baitullah.Imam Al-Qurthubi menegaskan bahwa menisbatkan Kakbah kepada “rumah Diri-Nya (Baitullah) adalah dalam rangka mengagungkan dan sekaligus memuliakan-Nya, yaitu nisbatnya makhluk kepada Penciptanya.
3. Al-Bait Al-Haram.Menurut Ibnu Al-Jauzi, dinamakan Bait Al-Haram, karena adanya larangan berburu dan mencabut pepohonan di dalamnya, sehingga kesuciannya terjaga.
4. Al-Bait Al-‘Atiq.Dinamakan Bait Al-‘Atiq, karena merupakan rumah pertama di muka bumi yang dibangun untuk menyembah Allah, dan karena Allah telah menyelamatkannya dari bencana banjir. Bait Al-‘Atiq juga bisa dimaknai sebagai rumah yang bebas, karena tidak ada orang yang pernah mengaku sebagai pemiliknya, kecuali Allah. Selain itu, Al-‘Atiq juga bermakna bahwa di dalamnya Allah membebaskan (yu’tiqu) orang-orang dari adzab-Nya.
5. Qibalat.Dinamakan Qiblat, karena ia adalah arah yang dituju untuk menghadap ketika orang Islam menjalankan shalat, sebagaimana Allah sebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 144.Pembangunan KakbahDalam banyak riwayat disebutkan bahwa Kakbah dibangun (direnovasi) sebanyak 12 kali sepanjang sejarahnya. Riwayat-riwayat tersebut ada yang bisa dipercaya, tetapi ada juga yang diragukan. Di antara nama-nama yang patut dipercaya membangun dan merenovasi Kakbah ialah: para malaikat, Nabi Adam, Nabi Syith, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Al-‘Amaliqah, Jurhum, Qushay bin Kilab, Quraisy, Abdullah bin Zubair (65 H), Hujjaj bin Yusuf (74 H), Sultan Murad Al-Usmani (1040 H), dan Raja Fadh bin Abdul Aziz (1417 H).Mengenai kondisi Kakbah dari masa Nabi Adam sampai dibangunnya kembali oleh Nabi Ibrahim, terdapat Hadits Qudsy diriwayatkan oleh Abdullah bin umar. Ketika menurunkan Nabi Adam dari surga, Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku menurunkanmu bersama dengan sebuah rumah atau tempat yang di sekelilingnya digunakan thawaf sebagaimana halnya ‘arsy-Ku. Ketika ada badai, maka ia diangkat. Para nabi mengerjakan haji, tetapi mereka tidak mengetahui tempatnya. Lalu diberikannya Rumah itu kepada Ibrahim dan ia membangunnya di atas bumi dari lima buah gunung: Hira, Tsabir, Labanan, Thur, dan Khair” (Majma’ Al-Zawaid, III: 235).Dalam kitab At-Tarikh Al-Qawim (II: 399), keberadaan lima gunung tersebut dijelaskan bahwa Tsabir berada di sebelah kiri jalan dari Makkah ke Mina, dari hadapan gunung Hira sampai dengan ujung Mina. Sedangkan Labanan adalah dua gunung di dekat Makkah (Ma’alim Makkah At-Tarikhiyyah, h. 235). Adapun Thur Sinai berada di Mesir.Selain itu, Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya suatu ketika Nabi Ibrahim berjalan hingga sampai di suatu lembah di mana ia tidak melihat Kakbah di situ. Padahal, wajahnya dihadapkan ke arahnya. Lalu, sambil mengangkat tangannya, ia berdoa: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian anak keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat Rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rizki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” (Q.s. Ibrahim: 37).Nabi Ibrahim berdoa demikian setelah ia meninggalkan Ismail dan ibunya di lembah tersebut. Ketika wajahnya menghadap ke Kakbah dan berdoa, hal demikian menunjukkan bahwa Kakbah telah ada sebelum kehidupan Nabi Ibrahim. Hanya saja, waktu itu, Kakbah telah hancur dan yang tersisa hanya pondasinya. Di atas pondasi itulah kemudian Nabi Ibrahim dan anaknya membangun kembali Kakbah.

Renovasi kakbah
Setelah beribu-ribu tahun lamanya, kita baru membuktikan bahwa ternyata pondasi Kakbah sejak pertama kali dibangun hingga Nabi Ibrahim dan Ismail membangunnya kembali sangat luar biasa kuat (Q.s. Al-Baqarah: 127). Di atas pondasi itulah, Kakbah dibangun dan direnovasi berkali-kali hingga sekarang.Mengomentari hal ini, Yazid bin Marwan berkata: “Aku menyaksikan Ibnu Zubair ketika menghancurkan dan membangunnya kembali. Ia memasukkan pondasi itu batu-batu dan aku melihat pondasi peninggalan Nabi Ibrahim layaknya punggung-punggung unta” (HR. Bukhari).Dari Hadits ini dapat disimpulkan bahwa Ibnu Zubair merenovasinya kembali tetap di atas pondasi lama. Kemudian, pada tahun 1417 H, pondasi tersebut dibongkar pada kedalaman kira-kira 1,40 cm. Ternyata, ditemukan bahwa batu-batu pondasi peninggalan Nabi Ibrahim sangat kuat dan melekat erat tanpa bahan perekat dengan bentuknya seperti punggung-punggung unta (Daur Al-Jami’, h. 78-82).Renovasi kembali Kakbah oleh Kaum Quraisy pada tahun 18 sebelum Hijrah memiliki keistimewaan tersendiri. Di antaranya ialah, mereka bersepakat agar proses renovasi ini hanya melibatkan orang-orang yang bersih saja. Mereka menolak apa pun (termasuk dana) dari orang-orang yang berbuat keji, memakan riba, dan berbuat dlalim terhadap sesama. Dalam renovasi ini, Kaum Quraisy berhasil meninggalkan pintu Kakbah untuk memudahkan siapa saja yang ingin masuk, sekaligus menutup pintu belakang yang berhadapan lurus dengan pintu utama. Di samping itu, mereka juga memberi atap Kakbah, karena banyak orang yang masuk dari atas dan mencuri barang-barang berharga di dalamnya. Juga dibuat saluran air di atas Hijir Ismail dan posisi Kakbah ditinggikan menjadi 8,64 meter dari tinggi sebelumnya yang hanya 4,32 meter.Catatan Tarikh Nabi yang paling berharga dalam renovasi ini adalah keterlibatan Muhammad “Al-Amin” (yang dapat dipercaya) sebagai orang yang disepakati oleh Kaum Quraisy yang berhak mengangkat Hajar Aswad dan meletakkannya di tempat semula. Diriwayatkan bahwa di saat renovasi selesai, maka tugas akhir pembangunan adalah meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Bagi mereka, Hajar Aswad adalah sebuah simbol status sosial, baik personal maupun komunal, yang senantiasa diperebutkan oleh kabilah yang terlibat dalam proses pembangunan Kakbah.Telah terjadi perselisihan yang tajam di antara kabilah-kabilah Quraisy dan hampir saja berbuah pada pertumpahan darah. Perselisihan tersebut tentang siapakah yang layak menempatkan Hajar Aswad pada tempatnya semula. Mereka kemudian mencari solusi dengan qur’ah; bersepakat menentukan siapa saja yang pertama masuk masjid melalui pintu Bani Syaibah, maka itulah orang yang berhak mengangkat dan meletakkan Hajar Aswad ke tempat asalnya. Ternyata, Muhammad-lah orangnya. Mengetahui berita tersebut, maka bergembiralah kaum Quraisy. Ternyata, orang yang masuk pintu Bani Syaibah adalah pemuda bernama Muhammad bin Abdullah yang bergelar “Al-Amin.” Untuk memberikan kepuasan kepada segenap kabilah, maka dibentangkanlah sorban beliau pada setiap sudutnya. Kemudian, diminta setiap ketua-ketua kabilah untuk memegang dan menggotongnya dari tempat penyimpanan sementara. Pada akhirnya, Muhammad sendiri yang menempatkan Hajar Aswad itu pada tempatnya semula.lKetua PDM Bondowoso
www.suara-muhammadiyah.com

Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” [Al Maidah: 97]

Ka’bah:Bangunan kecil berbentuk kubus yang diberi nama Ka’bah tidaklah sebanding dengan gedung pencakar langit atau rumah besar, tetapi ia mempunyai pengaruh besar yang tidak ada bandingannya dalam sejarah manusia. Ka’bah adalah bangunan tempat seluruh umat Muslim dunia menghadapkan wajahnya sebanyak 5 (kali) sehari dalam sembahyangnya. Ritual ini berlangsung sejak datangnya perintah Allah melalui Rasul pilihan yaitu Nabi Muhammad SAW lebih dari 1400 tahun yang lalu.

UKURAN KA’BAH:
Tinggi Ka‘bah saat ini adalah 39 feet, 6 inches = 627 square feet.Ruangan dalam Ka’bah berukuran = 13X9 meters.Tebal dinding Ka’bah = 1 meter.Lantai Ka’bah tingginya 2.2 meters di atas lantai dasar dimana orang-oeang melaksanakan Tawaaf.Plafon dan atapnya dua tingkat dan terbuat dari kayu jati dan dibalut dengan besi anti karat (stainless steel).Dindingnya terbuat dari batu, dinding batu bagian luar sudah diperhalus permukaannya, sedangkan dinding sebelah dalam dibiarkan seaslinya tanpa polesan.Bangunan kecil yang disucikan ini pertama kalinya dibangun oleh Nabi Ibrahim AS, kemudian Allah memerintahkannya untuk diperbesar. Kemudian diperbesarlah bangunan ini oleh Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Ismail AS. Setelah beberapa abad akhirnya bangunan suci ini diperbaiki oleh Nabi Muhammad SAW.

–Rekonstruksi dijaman Quraisy–
Para ahli sejarah Arab mengatakan bahwa Ka’bah telah direkontsruksi sebanyak 12 kali. Pembangunan yang paling pertama sekali dilakukan oleh Nabi Adam AS setelah beliau diturunkan dari surga. Allah telah berfirman dalam Al Quran bahwa inilah bangunan yang paling pertama kali dibangun untuk menyembah Allah dimuka bumi. Setelah itu Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS memperbaiki dan memperbesarnya atas perintah Allah.
Setelah berlalu masa-masa kenabian mereka, selanjutnya Ka’bah dipegang oleh orang-orang Quraisy dan mereka keluar dari agama Ibrahim kembali menyembah berhala dan Ka’bah-pun ikut serta diletakkan patung-patung berhala didalamnya.
Sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasulullah SAW, beliau sempat ikut serta dalam pembangunan Ka’bah. Bangunan Ka’bah yang berada dibawah lembah bukit tentu saja tidak aman dari terjangan banjir, termasuk kerusakan akibat adanya peperangan antar suku dijaman jahiliyah. Suatu ketika banjir datang dan menyebabkan dinding Ka’bah rusak dan retak. Tanggung jawab untuk memperbaikinya adalah dipegang bersama oleh 4 suku Quraisy. Setelah selesai pekerjaan perbaikan dinding, maka yang tertinggal adalah pemasangan batu Hajar Aswad di sisi timur Ka’bah. Keempat suku ini hampir terlibat perang hanya karena merebut ingin memasang Hajar Aswad. Kemudian tetua adat mereka Abu Umayyah menunjuk Nabi Muhammad SAW yang saat itu terkenal karena kejujuran beliau sehingga bergelar “AL AMIN” untuk menyelesaikan perkara ini. Nabi Muhammad SAW kemudian mengambil kain selendang lalu diletakkan beliau Hajar Aswad diatas selendang tersebut, lalu meminta keempat kepala suku agar mengangkat batu tersebut dengan masing-masing berpegang pada ujung selendang. Kemudian Nabi Muhammad SAW sendiri yang memasang Hajar Aswad kedindingnya. Hal ini sangat menggembirakan seluruh suku dan mereka sangat puas dengan kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW ini.
Karena Suku Quraisy tidak mempunyai dana yang cukup untuk memperbaiki Ka’bah, sehingga pembangunan Ka’bah dijaman (sebelum Nabi SAW diangkat) ini hanya memperbaiki dindingnya dan tidak termasuk perbaikan pondasi Ka’bah sebagaimana telah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS. Sehingga bentuk Ka’bah berubah menjadi kubus (cubic) dan tidak persegi empat (square) sebagaimana sebelumnya.
Bagian luar yang sekarang disebut Hateem dibangun setelah masa keRasulan Nabi Muhammad SAW berakhir. Hateem dibangun oleh Abdullah ibn az-Zubayr. Lalu terjadi perang dan tentara Syria menghancurkan Ka’bah pada Muharram 64 Hijriah, dan sebelum masuk musim Haji, Abdullah ibn az-Zubayr membangun ulang Ka’bah dari dasar.
Rekonstruksi oleh Abdullah bin ZubairKemudian dimasa pemerintahan Ibn az-Zubayr ia menginginkan Ka’bah seperti yang diinginkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu di pondasi milik Nabi Ibrahim AS. Ibn az-Zubayr berkata, “Aku mendengar Aa’ishah (istri Nabi SAW) bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Kalau tidak karena kaummu baru saja meninggalkan kekufuran, niscaya aku telah meruntuhkan Ka’bah lalu membangunnya kembali diatas pondasi Ibrahim AS [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik dan Ad Darami]. Sebab orang-orang Quraisy dahulu ketika membangun Baitullah tidak menyempurnakannya. Danaku juga akan membuat sebuah pintu belakang.
Rekonstruksi oleh Abdul Malik bin MarwanSetelah Ibnu Zubair membangun ulang Ka’bah, selanjutnya ketika ia sudah meninggal dan kekhalifahan diduduki oleh pemimpin baru, maka pemimpin baru inipun juga merubah Ka’bah sesuai pendapat mereka.
Pada tahun 74 Hijriah (693 Masehi) penguasa zalim Al Hajjaj bin Yusuf al Thaqafi dengan persetujuan Khalifah Bani Umayyah yaitu Abdul Malik bin Marwan, kemudian menghancurkan apa-apa yang telah dibangun Ibnu Zubair dan mengembalikannya ke pondasi milik Quraisy. Setelah Abdul Malik bin Marwan datang ber-umrah dan ia mendengar kata-kata ahli hadis tentang sabda Rasulullah SAW yang dipegang Ibnu Zubair, maka menyesallah ia atas persetujuannya terdahulu.
Ketika zaman Imam Malik dan Mazhab Maliki berpengaruh ditanah Mekkah, beliau adalah penasehat Khalifah Harun al Rasyid. Ketika khalifah ingin membangun ulang Ka’bah sebagaimana hadis Rasulullah SAW seperti yang pernah Abdullah bin Zubair lakukan, ia minta fatwa kepada Imam Malik. Sang Imam menasehatinya agar tidak usah membangun ulang Ka’bah karena sudah terlalu sering dihancurbangunkan, sehingga seakan-akan tidak menghormati Allah dan berakibat Ka’bah dianggap mainan yang pastinya akan diubah-ubah pula oleh Khalifah-khalifah mendatang. Atas nasehat ini, Harun al Rasyid membiarkan Ka’bah seadanya.
Struktur bekas zaman Abdul Malik bin Marwan ini bertahan hingga 966 tahun hanya dengan perbaikan kecil disana sini.
Rekonstruksi oleh Sultan Murad KhanPada tahun 1039 Hijriah, setelah banjir besar dan longsoran batu bukit, dua dari dinding-dinding Ka’bah retak-retak. Banjir yang terjadi 19Shaban 1039 Hijriah berlangsung lama, sehingga air yang tergenang mencapai setengah dari tinggi Ka’bah sekitar 10 kaki dari lantai dasar. Pada Kamis 20 Shaban 1039 Hijriah, dinding barat dan timur runtuh. Ketika banjir surut pada Jumat 21 Shaban, pembersihan dilakukan. Kembali Ka’bah dibangun sebagaimana Abdullah ibn az-Zubayr membangunnya dengan 4 pillar. Pembangunan dimulai pada 26 Ramadan. Seluruh dinding dihancurkan kecuali dinding yang ditempatkannya Hajar Aswad.
Pada tanggal 2 Zul-Hijjah 1040 Hijriah pembangunan Ka’bah dibawah petunjuk Sultan Murad Khan, Khalifah Ottoman. Pembangunan Ka’bah mengikuti kontsruksi Ibnu Zubair sebelumnya.
Rekonstruksi oleh King Fahd bin Abdul AzisRekonstruksi besar-besaran dilakukan pada bulan May 1996 hingga Oktober 1996 oleh King Fahd bin Abdul Azis, yaitu 400 tahun sejak renovasi oleh Sultan Murad Khan.Selama pembangunan ini, bagian yang masih asli dari bangunan Ka’bah adalah batu hitam (Hajar Aswad) semua material lainnya sudah diganti termasuk langit-langit dan atap kayu.

APA YANG ADA DI DALAM KA’BAH DI ABAD MILLENIUM INI?
1. Ada tiga pilar penyangga
2. Ada sebuah meja untuk tempat meletakkan minyak wangi
3. Dipasang lampu lentera tergantung di atas langit-langit
4. Ruangan Ka’bah cukup untuk dimasuki 50 orang
5. Tidak ada lampu listrik6. Lantai dan dinding dipasangi marmer
7. Tidak ada jendela8. Hanya ada satu pintu keluar masuk
9. Dinding Bagian luar ditutupi dengan tirai kain berwarna hitam, bersulam benang emas dengan kaligrafi Quran padanya, kain ini kemudian disebut dengan nama GHILAAF.

Meneladani Perilaku Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

Meneladani Perilaku Nabi Ibrahim AS

1.Kecerdasan Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim tidak terpengaruh dengan masyarakat sekitar yang menyembah berhala, karena Nabi Ibrahim tahu berhala tidak dapat memberikan manfaat kepada manusia. Dia cerdas bisa membedakan antara mahluk (ciptaan) dan khaliq (pencipta), bisa membedakan kalau bulan, bintang, gunung, dan matahari adalah ciptaan bukan tuhan. ia yakin kalau sang pemilik jagad raya yaitu Allah SWT adalah tuhannya. Ibrahim juga cerdas dapat menjawab pertanyaan raja Namrudz secara masuk akal dan mengalahkan argumentasi sang raja.

2.Kegigihan Nabi Ibrahim
setelah diangkat menjadi rasul, ia dengan gigih berdakwah untuk meluruskan keyakinan yang tidak benar, yaitu menyembah berhala atau raja Namrudz. ia juga mengajak keluarganya, tetangga, masyarakat, bahkan raja Namrudz, meskipun dengan ancaman pembunuhan dan caci maki Ibrahim selalu tabah dan tidak mengenal lelah untuk mengajak menyembah Allah SWT.

3.Keberanian Nabi Ibrahim
Ibrahim berani bertindak tegas dengan segala resikonya. Ibrahim berani berpisah dengan ayahnya karena perbedaan keyakinan, Ibrahim juga berani menghancurkan berhala dan merusaknya, serta berani menghhadapi siding raja Namrudz dan tegar menghadapi hukuman dibakar hidup-hidup.
Ketaatan Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim seorang yang taat pada Allah. semua perintah Allah ikuti dengan ikhlas. Dia hijrah ke kota Mekkah yang tandus dan gersang. ia juga memperbaikai kakbah dan berkurban, dan yang paling berat adalah perintah untuk menyembelih Ismail anaknya. namun semua itu Ibrahim jalankan tanpa keraguan.

Meneladani Perilaku Nabi Ismail AS.

Perbuatan yang dapat kita teladani dari sikap nabi Ismail adalah:
1 Selalu patuh dan berbakti kepada orang tua
2 Bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi ujian
3 Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan orang lain untuk melanggar perintah Allah
4 Senang melakukan kebaikan, teruutama kepada orangtua.

Kisah Nabi Ibrahim AS.

Sejarah awal Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja zalim bernama "Namrud bin Kan'aan." Sebelum itu keadaan tempat kelahirannya berada dalam kucar-kacir. Ini adalah kerana Raja Namrud mendapat petanda bahawa seorang bayi akan dilahirkan disana dan bayi ini akan membesar dan merampas takhtanya. Antara sifat insan yang akan menentangnya ini ialah dia akan membawa agama yang mempercayai satu tuhan dan akan menjadi pemusnah batu berhala. Insan ini juga akan menjadi penyebab Raja Namrud mati dengan cara yang dahsyat. Oleh itu Raja Namrud telah mengarahkan semua bayi yang dilahirkan di tempat ini dibunuh, manakala golongan lelaki dan wanita pula telah dipisahkan selama setahun.
Walaupun begitu dalam keadaan cemas ini, kehendak Allah tetap terjadi. Isteri Aazar telah mengandung namun tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Pada suatu hari dia terasa seperti telah tiba waktunya untuk melahirkan anak dan sedar sekiranya diketahui Raja Namrud yang zalim pasti dia serta anaknya akan dibunuh. Dalam ketakutan, ibu nabi Ibrahim telah bersembunyi dan melahirkan anaknya di dalam sebuah gua yang berhampiran. Selepas itu, dia memasuki batu-batu kecil dalam mulut bayinya itu dan meninggalkannya keseorangan. Seminggu kemudian, dia bersama suaminya telah pulang ke gua tersebut dan terkejut melihat nabi Ibrahim a.s masih hidup. Selama seminggu, bayi itu menghisap celah jarinya yang mengandungi susu dan makanan lain yang berkhasiat. Semasa berusia 15 bulan tubuh Nabi Ibrahim telah membesar dengan cepatnya seperti kanak-kanak berusia dua tahun. Maka kedua ibubapanya berani membawanya pulang kerumah mereka.

[sunting] Nabi Ibrahim a.s mencari Tuhan yang sebenarnya
Pada masa Nabi Ibrahim, kebanyakan rakyat di Mesopotamia beragama politeisme iaitu menyembah lebih dari satu Tuhan. Dewa Bulan atau Sin merupakan salah satu berhala yang paling penting. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama penyembahan dan karenanya, astronomi merupakan bidang yang sangat penting. Sewaktu kecil lagi nabi Ibrahim a.s. sering melihat ayahnya membuat patung-patung tersebut, lalu dia cuba mencari kebenaran agama yang dianuti oleh keluarganya itu.
Dalam al-Quran Surah al-Anaam (ayat 76-78) menceritakan tentang pencariannya dengan kebenaran. Pada waktu malam yang gelap, beliau melihat sebuah bintang (bersinar-sinar), lalu ia berkata: "Inikah Tuhanku?" Kemudian apabila bintang itu terbenam, ia berkata pula: "Aku tidak suka kepada yang terbenam hilang". Kemudian apabila dilihatnya bulan terbit (menyinarkan cahayanya), dia berkata: "Inikah Tuhanku?" Maka setelah bulan itu terbenam, berkatalah dia: "Demi sesungguhnya, jika aku tidak diberikan petunjuk oleh Tuhanku, nescaya menjadilah aku dari kaum yang sesat". Kemudian apabila dia melihat matahari sedang terbit (menyinarkan cahayanya), berkatalah dia: "Inikah Tuhanku? Ini lebih besar". Setelah matahari terbenam, dia berkata pula: ` Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri (bersih) dari apa yang kamu sekutukan (Allah dengannya). Inilah daya logik yang dianugerah kepada beliau dalam menolak agama penyembahan langit yang dipercayai kaumnya serta menerima tuhan yang sebenarnya.
tajuk pautan

[sunting] Nabi Ibrahim a.s. sewaktu remaja
Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calun pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? "

[sunting] Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah
Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin sekali mangganggu fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.Berserulah ia kepada Allah: "Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati." Allah menjawab seruannya dengan berfirman: Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku?." Nabi Ibrahim menjawab:"Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."
Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain. Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain.
Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dapat menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikehendaki "Fayakun".

[sunting] Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya
Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan daripadanya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan. Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia datang kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.
Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak ada hubungan diantara mereka. Ia berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: "Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku. Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."
Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seraya berkata: "Wahai ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku untukmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih karena gagal mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur.

[sunting] Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala
Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyedarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya kerana ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya. Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya
Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mereka anuti dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahawa apabila mereka sudah tidak berdaya menolak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebatilan kepercayaan mereka maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka kemukakan iaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang bapa-bapa dan nenek moyang mereka lakukan sejak turun-temurun dan sesekali mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi.
Nabi Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi untuk berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang keras kepala dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahawa mereka tidak akan menyimpang daripada cara persembahan nenek moyang mereka, walaupun telah Nabi Ibrahim menasihati mereka berkali-kali bahawa mereka dan bapa-bapa mereka keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis. Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai keramat. Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mereka kosong dan sunyi. Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mereka merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut serta.
"Inilah dia kesempatan yang ku nantikan." kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:"Mengapa kamu tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu." Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.
Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mereka hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang diantara mrk:"Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:"Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.
Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan. Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.
Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap Raja Namrud yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mereka. Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud:"Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merosakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:"Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Raja Namrudpun terdiam sejenak. Kemudian beliau berkata:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim, maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mereka, yang mereka pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada Raja Namrud itu:"Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."
Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya itu, Raja Namrud mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai hukuman atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:"Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu, jika kamu benar-benar setia kepadanya."

[sunting] Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup
Keputusan mahkamah telah dijatuhkan. Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mereka yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.
Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mereka. Di antara terdapat para wanita yang hamil dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil di kala bersalin. Setelah terkumpul kayu bakar di lapangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksana sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim diangkat ke atas sebuah gedung yang tinggi lalu dilemparkan ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:"Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan korban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.
Orang ramai tercengang dengan keajaiban ini dan mula mempersoalkan kepercayaan kepada Raja Namrud. Malah anak perempuan Raja Namrud sendiri iaitu Puteri Razia mula mempercayai agama yang dibawa oleh beliau. Lalu Puteri itupun mengaku di hadapan khalayak ramai bahawa tuhan nabi Ibrahim a.s. adalah tuhan yang sebenarnya. Ini telah menaikkan kemarahan beliau yang mengarahkan tenteranya untuk membunuh puterinya itu. Puteri itupun meluru ke arah api yang besar itu lalu berkata "Tuhan Nabi Ibrahim selamatkanlah aku". Puteri Razia pun turut terselamat daripada terbakar dan dalam api yang membara itu kedengaran dia mengucap kalimah syahadah. Tindakan derhaka puterinya menjadikan Raja Namrud semakin murka. Sebaik sahaja puteri Razia keluar daripada api tersebut beliau serta tenteranya telah mengejarnya kedalam hutan. Ini memberi peluang kepada Nabi Ibrahim serta adik tirinya Sarah, bapanya Azaar serta anak saudaranya Nabi Luth a.s. untuk melarikan diri. Raja Namrud dan tenteranya puas mencari Puteri Razia tetapi puteri itu telah hilang. Selepas sekian lama, merekapun pulang dan mendapati bahawa Nabi Ibrahim turut terlepas. Setelah peristiwa ini, Raja Namrud kian gelisah kerana rakyatnya mula hilang kepercayaan dengan kekuasaannya. Oleh itu, beliau berazam pula untuk membunuh Tuhan nabi Ibrahim.
Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mereka dan membuka mata hati banyak daripada mereka untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang daripada mereka yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah beralih ke pihak Nabi Ibrahim.




KISAH ASAL USUL BEKAS TAPAK KAKI NABI IBRAHIM A.S (MAQAM)

Setelah Nabi Ismail bersetuju untuk membantu Nabi Ibrahim membangunkan Kaabah, maka Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya pun mula membina Kaabah setelah Allah S.W.T menunjukkan kepada mereka tempat yang harus dibina Baitullah itu.
Ada dua riwayat yang mengatakan bahwa Allah S.W.T meninggikan tapak Baitullah sebelum dibina oleh Nabi Ibrahim dan anaknya, tapak Baitullah tidak terkena bala bencana taufan sewaktu taufan besar melanda.
Satu riwayat lagi mengatakan bahwa tapak Baitullah itu telah runtuh dalam taufan besar sepertimana runtuhnya binaan-binaan besar yang lain. Setelah peristiwa taufan besar melanda maka sesungguhnya tidak ada orang lain yang mulakan pembinaannya semula kecuali Nabi Ibrahim dan anaknya.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memulakan pembinaan Baitullah. Nabi Ibrahim menyusun naik batu sementara Nabi Ismail pula mengutip batu-batu besar seperti yang difirman oleh Allah S.W.T yang bermaksud, "Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim bersama-sama anaknya Nabi Ismail meninggikan binaan (tapak) Baitullah (Kaabah) sambil keduanya berdoa dengan berkata, Wahai Tuhan kami! Terimalah, daripada kami amal kami sesungguhnya Engkau amat mendengar lagi Amat Mengetahui." (surah al-Baqarah ayat 127).

Apabila binaan sudah meninggi, Nabi Ismail, menghulurkan batu besar yang cukup tinggi dan diambil oleh Nabi Ibrahim dan membina Baitullah sehingga ia siap pembinaannya. Maka dengan kehendak Allah S.W.T sebaik saja Nabi Ibrahim meletakkan kakinya di batu besar itu, maka terlekatlah tapak kaki Nabi Ibrahim sepertimana dapat kita melihatnya sehingga hari ini dekat Baitullah. Dan ini adalah suatu tanda kebesaran Allah S.W.T.
Apabila agama Islam datang, Allah S.W.T mensyariatkan untuk bersembahyang di belakang maqam Ibrahim sepertimana firman Allah yang bermaksud, "Dan jadikanlah oleh kamu maqam Ibrahim itu tempat sembahyang." (surah al-Baqarah ayat 125).

Yang dikatakan maqam Nabi Ibrahim itu adalah kedua belah bekas tapak kaki beliau dan bukan kubur Nabi Ibrahim.
Setelah selesai pembinaan Baitullah, maka Allah S.W.T memerintahkan Nabi Ibrahim memberi kebenaran kepada umat manusia menunaikan haji di Baitullah. Firman Allah S.W.T yang bermaksud, "Dan serulah umat manusia untuk datang mengerjakan haji, nescaya mereka akan datang ke (Rumah Allah)mu dengan berjalan kaki, dengan berkenderaan berjenis-jenis unta yang kurus, yang datangnya dari berbagai jalan (ceruk rantau) yang jauh." (surah al-Haj ayat 27).

Setelah itu Nabi Ibrahim naik ke gunung (Jabal) Abi Qubais satu gunung yang paling dekat dengan baitullah dan di sana beliau memanggil dengan nama Allah, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhan kamu telah membina satu rumah-Nya bagi kamu, oleh itu hendaklah kamu semua tunaikan haji di sana."
Nabi Ibrahim menyeru ke kanan dan ke kiri seolah-olah orang melaungkan azan. Allah S.W>T menyampaika seruan Nabi Ibrahim a.s pada setiap orang yang diciptakan dalam bacaan talbiah dan itulah pernyataan semua orang yang mengerjakan fardhu haji, kerana haji itu tidak akan sah tanpa talbiah.

Bacaan talbiah antara lainnya, "Labbaikallahhummalabbaik" yang bermakna, aku datang untuk menunaikan panggilan-Mu ya Allah.
Menunaikan haji adalah salah satu rukun Islam, oleh itu hendaklah kita menunaikannya apabila kita sudah mampu melaksanakannya. Banyak orang menunaikan haji, tetapi sekembali mereka dari menunaikan haji yang sangat menyedihkan ialah terdapat juga orang yang melakukan maksiat lebih teruk dari masa sebelum menunaikan haji. Oleh itu, hendaklah kita mulakan dengan sembahyang, puasa, zakat dan seterusnya menunaikan haji.

Kalau kita menunaikan haji tanpa mengerjakan sembahyang lima waktu maka sia-sia saja haji yang kita lakukan sebab ia tidak akan diterima oleh Allah S.W.T. Dan ini adalah salah satu punca mereka yang kembali dari menunaikan haji melakukan bermacam-macam maksiat.
Bagi mereka yang mendapat kenikmatan haji mereka ini tidak akan berani melakukan kerja-kerja yang dimurkai oleh Allah S.W.T sebaliknya mereka akan berusaha untuk menjadi muslim yang sempurna. Tanpa mengerjakan sembahyang, maka semua kerja-kerja yang berbentuk amal, sedekah, zakat dan sebagainya semuanya itu tidak akan diterima oleh Allah S.W.T.


KISAH ASAL USUL HAJAR ASWAD

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membina Kaabah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Kaabah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bertungkus kumus untuk menjayakan pembinaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.
Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Kaabah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.
Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."
Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Kaabah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja.
Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Kaabah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam.

Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan doa. Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyengutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah.
Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."








Kalimat toyyibah

1.Istighfar
العظيم استغفر الله
ِAku mohon Ampun kepada Allah Yang Maha Agung

2. Takbir
الله اكبر
Allah maha besar

3. Tahlil
لااله الا الله
Tiada tuhan selain Allah

4. Tasbih
سبحان الله
Maha suci Allah

5.
Tahmid
الحمد لله
Segala puji bagi Allah

6
Tarji’
انالله وانااليه راجعون
Sesungguhnya kita dari Allah dan kembali pada Allah

7
Hauqolah
لاحولا ولا قوة الا بالله
Tiada daya dan upaya kecuali dari Allah

Daftar Singkatan & Istilah Komunikasi di Internet (Email,Chat)


AAMOF - As A Matter Of FactAFAIK - As Far As I KnowAFAIC - As Far As I'm ConcernedAFAICT - As Far As I Can TellAFK - Away From KeyboardASAP - As Soon As PossibleASL - Age, Sex, LocationSBAK - Back At KeyboardBBL - Be Back LaterBITMT - But In The MeantimeBOT - Back On TopicBRB - Be Right BackBTW - By the wayC4N - Ciao For NowCMIIW - Correct Me If I'm Wrong CRS - Can't Remember "Stuff"CU - See YouCUL(8R) - See You LaterCWOT - Complete Waste Of TimeCYA - See YaDIY - Do It YourselfEOD - End Of DiscussionEZ - EasyF2F - Face To FaceFAQ - Frequently Asked QuestionsFBOW - For Better Or WorseFOAF - Friend Of A FriendFOCL - Falling Off Chair LaughingFWIW - For What It's WorthFYA - For Your AmusementFYI - For Your Information/ga - Go AheadGAL - Get A LifeGBTW - Get Back To WorkGFC - Going For CoffeeGFETE - Grinning From Ear To EarGMTA - Great minds think alikeGR&D - Grinning, Running & DuckingGTG - Got To GoGTGTTBR - Got To Go To The BathroomGTRM - Going To Read MailHAND - Have A Nice DayHHOK - Ha Ha Only KiddingHTH - Hope This HelpsIAC - In Any CaseIAE - In Any EventIC - I SeeIDGI - I Don't Get ItIMCO - In My Considered OpinionIMHO - In my humble opinionIMNSHO - in My Not So Humble OpinionIMO - In My OpinionIMPE - In My Personal ExperienceIMVHO - In My Very Humble OpinionIOW - In Other WordsIRL - In Real LifeISP - Internet Service ProviderIYKWIM - If You Know What I MeanJIC - Just In Case
J/K - Just kiddingKISS - Keep It Simple StupidL8TR - LaterLD - Later dudeLOL - Laughing Out LoudLTNS - Long Time No SeeMorF - Male or Female, or person who asks that questionMTCW - My Two Cents WorthNRN - No Reply NecessaryONNA - Oh No, Not Again!OTOH - On The Other HandOTTOMH - Off the top of my headOIC - Oh I SeeOTF - On The FloorOLL - Online LovePLS - PleasePU - That Stinks!REHI - Hello Again (re-Hi!)ROFL - Rolling On Floor LaughingROTF - Rolling On The FloorROTFL - Rolling On The Floor LaughingRSN - Real Soon NowRTDox - Read The Documentation/DirectionsRTFM - Read The Frickin' ManualRUOK - Are You OK?SNAFU - Situation Normal; All Fouled UpSO - Significant OtherSOL - Smiling Out Loud (or Sh*t Out of Luck)TANSTAAFL - There Ain't No Such Thing As A Free LunchTAFN - That's All For NowTEOTWAWKI - The End Of The World As We Know ItTHX - ThanksTIA - Thanks In AdvanceTLK2UL8R - Talk to you laterTMK - To My KnowledgeTOS - Terms Of ServiceTPTB - The Powers That BeTSWC - Tell Someone Who CaresTTBOMK - To The Best Of My KnowledgeTTFN - Ta-Ta For NowTTYL(8R) - Talk To You LaterTWIMC - To Whom It May ConcernTxs - ThanksURL - Web Page Addressw/b - Welcome Backw/o - WithoutWRT - With Regard ToWTG - Way To GoWU? - What's Up?WWW - World Wide WebWYSIWYG - What You See Is What You GetY2K - Year 2000YGIAGAM - Your Guess Is As Good As MineYGWYPF - You Get What You Pay ForYMMV - Your Mileage May VaryZZZ - Sleeping